Cuplikan episode || Sekuel 1 || Veera jatuh cinta dengan temannya yang bernama Karan. Pada waktu yang sama juga Ranvi jatuh cinta dengan Gunjan, tapi malang bagi Ranvi karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Ranvi patah hati tapi dia berpura-pura bahagia. Namun ternyata Gunjan tak bahagia, ia bercerai bahkan sebelumnya ia menerima kekerasan fisik dari mantan suaminya. Gunjan hancur dan patah semangat namun Ranvi selalu ada dan menghiburnya. || SEKUEL 2 || Di desa ada persoalan soal listrik dan Karan datang lalu memberi ide memasang panel surya, lalusemua orang setuju. Mulanya Veera mengira itu adalah ketulusan dari Karan, ternyata tidak tujuan Karan adalah agar karirnya naik dengan melakukan itu, bukan karena sifat sosial. Hal itu membuat Veera kecewa dengan sifat Karan. || SEKUEL 3 || Ternyata Veera adalah anak orang tajir dari Sampooran dan Amrita, Ranvi dan Gunjan mengetahuinya, sayangnya Gunjan malah memanfaatkan hal itu. Sementara Veera sendir tak pernah menyangka dengan fakta ini. Kemudian kisah berlanjut dengan saling rebutan cinta, munculnya Baldev yang mencintai Veera dan Nihal akan didekatkan dengan Ranvi pun menambah apik kisah drama India berjudul Veera.
Berikut Sinopsis Veera episode 101
Nihal sedih dan marah dengan dirinya sendiri dan hati nuraninya menegur dirinya sendiri yang berfikir kalau dirinya suka dengan Ratan, Nihal mencerca dirinya sendiri untuk apa dia datang apa yang telah mulai dia pikirkan, ketika Nihal hendak pergi dari rumah Ratan, bibi Moti yang saat itu sudah berada disebelahnya sedari tadi dan memperhatikan semua gerak geriknya langsung mencegahnya dan mengajak Nihal untuk bergabung bersama mereka untuk makan siang bersama sama, namun Nihal mencoba menolak secara halus tapi bibi Moti mulai memaksa Nihal agar mau menuruti permintaannya, akhirnya Nihal setuju dan masuk ke dalam rumah bersama bibi Moti, sementara Ratan akhirnya berhasil membebaskan kerudungnya sehingga bisa berkibar lagi di udara, Ratan menatapnya penuh haru
Di dalam rumah, Ratan sedang membuat roti, sementara bibi Moti mulai membicarakan tentang menjual hasil panen dengan harga yang kompetitif, Ratan mencoba untuk melayani Nihal namun Nihal menolaknya secara halus, tapi Ratan tetap bersikeras malah Ratan tertawa dan berkata kalau Ranvi makannya lebih banyak dari pada Nihal, tak lama kemudian Ranvi dan Veera pulang ke rumah “Anak anak bersihkan diri kalian dulu !” ujar Ratan, Veera bergegas naik ke atas tapi Ranvi malah mendekati ibunya dan mengajukan sebuah pertanyaan tentang menghilangnya Sampooran “Ibu, kenapa kita tidak bisa menemukan ayah ketika kita berada di Amritsar ? Atau mengapa tidak ada seorangpun yang berada di Amritsar yang mengenali atau tahu tentang ayah ketika aku menanyakannya ?” semua orang tertegun mendengar pertanyaan Ranvi, Nihal juga tersentak ketika mendengarnya, ketika Ratan hendak menceritakan semuanya ke Ranvi, bibi Moti memberikan kode pada Ratan untuk jangan menceritakan dulu tentang keadaan Sampooran, namun Ratan tetap bersikeras ingin menceritakannya,
Akhirnya Ratan mengaku kalau Amritsar hanyalah sebuah alibi yang dibuatnya tentang keberadaan Sampooran “Dan kepergian ayahmu itu karena adanya pertengkaran antara ayah dan ibu, nak” ujar Ratan tenang “Pertengkaran tentang apa itu, ibu ?” Ranvi semakin penasaran “Hal itu tidaklah penting kamu ketahui, Ranvi” ujar Ratan sambil menangis “Kamu tahu, Ranvi ,,, tidak ada seorangpun yang mengetahui dimana ayahmu berada saat ini” Ranvi juga ikut menangis, Nihal yang tidak kuasa melihat anak dan ibu ini menangis di depannya, juga ikut sedih dan berurai airmata lalu terburu buru pamit dan meninggalkan mereka bertiga yang menatapnya heran, Nihal benar benar merasa bersalah, ketika Nihal sudah pergi, bibi Moti berkata “Mungkin dia merasa tidak enak menjadi orang luar yang melihat kondisi seperti ini” ujar bibi Moti.
Ranvi kemudian memegang tangan Ratan dan menciumnya sambil menangis “Apakah ibu masih marah padaku ?” Ratan menggelengkan kepalanya sambil mengusap airmata di pipi Ranvi “Tidak, ibu tidak marah”, “Ibu, mengapa ayah bisa melupakan kita semua dan tidak kembali ke rumah ?” tanya Ranvi lagi “Mungkin, ini adalah saat yang sulit baginya untuk melupakan sesuatu yang penting”, “Tapi aku yakin kalau ayah pasti akan kembali suatu saat nanti dan ketika ayah kembali, aku akan meminta pada ayah untuk meminta maaf pada ibu setiap hari karena telah meninggalkan ibu dan kami dalam hal ini, ayah juga harus meminta maaf karena telah meninggalkan kita tanpa memberitahu ibu dan ayah juga harus berjanji, mulai dari sekarang kemanapun ayah pergi, ayah harus selalu memberitahu ibu terlebih dahulu” Ratan hanya tersenyum mendengar ucapan anak semata wayangnya “Kakak, kemarilah, kak !” tiba tiba suara Veera terdengar keras dari lantai atas “Iyaa, Veera ,,, aku kesana !” ujar Ranvi kemudian meninggalkan Ratan dan bibi Moti menuju ke lantai atas menemui Veera
Sepeninggal Ranvi, bibi Moti bertanya pada Ratan “Ratan, apakah kamu tidak takut sebelum mengatakan yang sebenarnya pada Ranvi ? Bagaimana jika dia merasa bersalah ?” tanya bibi Moti cemas “Aku tidak ingin berbohong pada Ranvi terus, apapun yang terjadi, kak” bibi Moti mengagumi keberanian Ratan dan berlalu dari sana, sementara itu Nihal yang sudah sampai di rumah bibi Moti, mulai merasa gelisah, pertanyaan Ranvi dan jawaban Ratan tadi benar benar mengganggu pikirannya yang terus menerus menari di benaknya yang nampaknya akan selalu berputar putar soal Ratan, Nihal benar benar merasa bersalah dan berfikir sebelum semuanya terlalu jauh, dia harus mengatakan pada Ratan tentang semuanya sambil melihat ke arah kantong merah yang teronggok di depannya.
Ranvi sedang berada di kamarnya, Ranvi sedang duduk diatas ranjangnya sambil memperhatikan foto Sampooran yang dibawanya ketika pergi dari rumah mencari ayahnya, Ranvi mulai mengajak ngobrol foto ayahnya “Ayah, kenapa ayah meninggalkan kami hanya karena sebuah pertengkaran kecil dengan ibu ? Kenapa ayah tidak memikirkan kami, ibu, aku dan Veera dan kapan ayah akan kembali ?” Ranvi mulai menangis sambil terus mengajak ngobrol foto ayahnya “Ayah dulu pernah berkata kalau cinta akan semakin kuat setelah melalui sebuah pertengkaran, tapi bagaimana ayah melupakan hal itu ? Aku sangat berharap ayah segera kembali sehingga ayah dan ibu bisa saling memaafkan satu sama lain dan berbaikan kembali seperti dulu” tepat pada saat itu Veera memasuki kamar dengan topeng diatas kepalanya dan sebuah tongkat yang dipegangnya di pundak, Veera sekilas mendengar ucapan Ranvi “Kakak, kenapa ayah dan ibu harus saling memaafkan satu sama lain ? Mereka kan tidak melakukan sesuatu yang salah” ujar Veera dengan rasa penasarannya yang tinggi, Ranvi langsung menaruh foto ayahnya disebelahnya dan menurunkan kakinya kebawah ranjang sehingga bisa menghadap ke arah Veera yang saat itu berdiri didepannya
“Veera, kita berdua tidak akan pernah bertengkar satu sama lain, meskipun nanti kita bertengkar, kita seharusnya saling memaafkan satu sama lain dan memperbaiki hubungan kita, kamu setuju ?” ujar Ranvi sambil mengulurkan tangannya, Veera pun setuju dengan permintaan Ranvi dan menyambut uluran tangan Ranvi, sehingga tangan mereka bertumpukkan satu sama lain, kemudian Ranvi memeluk adik satu satunya ini sambil melirik ke arah kaca rias di kamarnya, Ranvi lalu pergi ke depan kaca rias tersebut dan merasa kecewa karena diatas bibirnya belum tumbuh kumis, Veera yang melihat hal ini merasa geli dan berkata “Jangan khawatir, kakak ,,, aku pasti akan menemukan kumismu” ujar Veera dengan senyum manisnya
Malam harinya, ketika Ranvi sedang tertidur pulas dikamarnya, tiba tiba Veera yang tertidur di sebelahnya terbangun dan berjalan berjingkat jingkat agar tidak bersuara melalui koridor dan turun ke bawah, setelah sampai dibawah Veera mulai membuka laci laci lemari yang berada dibawah, hingga akhirnya Veera menemukan sebuah gunting, Veera merasa senang ketika melihat gunting tersebut
Dan keesokan harinya, Ranvi yang masih tertidur mulai terbangun, Ranvi kemudian melihat ke arah kaca riasnya dan langsung kaget begitu melihat ada sebuah kumis diatas bibirnya, Ranvi segera berteriak memanggil ibu dan bibinya dengan keras, bibi Moti dan Ratan yang berlari ke arah kamarnya langsung tertawa begitu melihat kumis Ranvi yang aneh, Veera juga memasuki kamar dan tertawa senang, mereka semua baru menyadari kalau semua ini adalah perbuatan iseng dan kenakalan Veera, Ranvi segera menegur Veera yang telah memotong rambutnya sendiri lalu membuatnya menjadi sebuah kumis di atas bibirnya “Tenang tenang, kakak” ujar Veera yang berusaha meredam kemarahan kakaknya ketika dilihatnya ada kekesalan di wajah Ranvi, kemudian mereka berduapun berpelukkan, bibi Moti yang masih berdiri disana bersama Ratan mulai menggoda Veera karena kenakalan Veera yang cerdas
Di rumah Baldev, saat itu Baldev masih tertidur di ranjangnya, Bansuri yang sangat memanjakan Baldev menemaninya, sementara itu Balwant, ayah Baldev memasuki kamar Baldev “Dia demam” ujar Bansuri sedih, tadinya Balwant mempercayainya tapi ketika Baldev hendak bangun tiba tiba sebuah bawang merah jatuh dari kaosnya, Balwant mulai mengerti bagaimana suhu tubuh Baldev meningkat tinggi, Balwant segera mengambil bawang merah itu sambil menegur Baldev yang telah melewati batasannya, Bansuri mencoba membela anak sulungnya ini “Dia ini masih anak anak” namun Balwant segera menghentikan ucapan istrinya “Kamu ini selalu saja memanjakan dia, contoh itu Ranvi ! Dia itu seorang anak yang ideal dan bertanggungjawab !” ucapan Balwant benar benar membuat Bansuri dan Baldev tidak suka, setelah Balwant pergi meninggalkan mereka berdua “Ibu, suatu hari nanti aku juga akan lari dari rumah, dengan begitu aku akan disebut sebagai anak yang bertanggungjawab seperti Ranvi” Bansuri kaget mendengarnnya
Sementara itu, Nihal yang masih berada di rumah bibi Moti, mulai merasa tidak berdaya “Aku telah melakukan hal yang tidak benar dengan menyembunyikan kenyataan yang pahit dibelakang Ratan dan mengapa aku tidak mempunyai keberanian untuk mengatakan hal ini padanya ?” tiba tiba seseorang menelfon ponselnya, ternyata Veera yang menelefon, Nihal segera mengangkat telfonnya “Paman Nihal, kamu tahu kalau aku ini sedang berbicara dengan utusan Tuhan" suara Veera terdengar diujung sana "Aku ini sangat menyukai paman Nihal, apalagi paman Nihal telah menjaga aku layaknya seperti yang dilakukan oleh seorang ayah lainnya” Nihal hanya terdiam mendengarkan suara Veera yang terdengar berbisik bisik karena memang saat itu Veera sedang menelfon Nihal sambil memperhatikan disekelilingnya, kalau saja ada yang mendengar pembicaraan mereka “Paman Nihal, tapi kenapa paman Nihal tidak tinggal bersama kami disini ? Paman Nihal tahu, kalau aku mempunyai satu keinginan terbesar yaitu membuat paman Nihal tinggal bersamaku dirumah ini” ujar Veera polos namun Nihal hanya terdiam mendengarkan ucapan Veera tanpa memberikan respon apapun, tak lama kemudian Ratan mengambil alih telfon Veera dan menyuruh Veera untuk menyelesaikan tugas sekolahnya, Ratan melanjutkan telfon Veera ke Nihal “Nihal, apakah kamu bisa menemani aku menjual hasil panen kita besok ?” tanya Ratan “Iyaaa, aku akan menemani kamu”, “Baiklah, aku tunggu besok ya, selamat malam” setelah sambungan telfon mereka terputus, Nihal kembali terduduk lemas “Yaaa Tuhan, berilah aku petunjuk untuk menghadapi semua permasalahan ini, aku tidak mungkin bisa pergi menjauh dari mereka” ujar Nihal gelisah.
Nihal dan Ratan sedang ngobrol dengan tengkulak yang akan membeli hasil panen Ratan, tengkulak tersebut mulai berdebat dengan Ratan yang menawar dengan harga yang rendah, namun Nihal tidak menyetujuinya karena hasil panen Ratan kali ini sangat baik jadi harus mendapatkan harga yang baik juga, tengkulak tersebut marah dan menyuruh Ratan untuk memilih, setuju dengan harga yang ditawarkannya atau setuju dengan harga yang ditetapkan oleh Nihal, Ratan bingung, tiba tiba datang penawar yang lain yang dibawa oleh Nihal, orang itu menilai hasil panen Ratan dengan memakannya sedikit dan mengatakan kalau setuju dengan harga yang ditawarkan oleh Nihal karena panen Ratan hasilnya bagus, Ratan sangat senang sementara tengkulak tersebut marah dan segera berlalu dari sana
Sementara itu, bibi Moti berkunjung ke rumah Gurpreet, bibi Moti mulai membahas soal Kartar dengan Gurpreet, bibi Moti mencoba menghibur Gurpreet dan berkata “Kamu harus bisa mengarahkan suamimu itu pada jalan yang benar” Gurpreet benar benar merasa sedih dan memeluk bibi Moti
Sedangkan di tempat Ranvi dan Veera yang saat itu sedang berjalan di jalanan, bertemu dengan Baldev, Baldev menghampiri mereka dan mulai mengejek mereka berdua seperti biasa, Ranvi dan Veera tidak terima dan membalas ejekan Baldev, saat itu Bansuri, ibu Baldev yang baru saja melintas di dekat mereka mendengar pertengkaran mereka bertiga, Bansuri segera menegur Ranvi dan Veera karena mengata ngatai anaknya, namun Veera dan Ranvi tidak mau disalahkan dengan mengatakan kalau Baldev duluan yang mengganggu mereka, Bansuri hanya tersenyum sinis dan tetap membela anak sulungnya
Begitu bibi Moti sampai dirumah, Ratan sangat senang menyambut kakak iparnya ini dan menyuapkan sedikit manisan ke bibi Moti sambil berkata kalau hasil panennya telah dibeli dengan harga yang kompetitif, bibi Moti memuji keberhasilan Ratan, sementara itu di jalan Bansuri menghardik Ranvi dan Veera juga pada semua orang kalau mereka telah memanjakan anak anak mereka namun seluruh warga desa malah mendukung Ranvi dengan berkata kalau Ranvi pergi itu untuk mencari ayahnya bukannya pergi melarikan diri, Bansuri sangat marah, seluruh warga desa malah menghina Bansuri.
Kartar menegur Nihal yang telah menyinggung perasaan tengkulak yang kemarin menawar hasil panen Ratan dengan harga rendah yang bernama Girdharji dan menjualnya ke Daljeet namun Balwant, kepala desa malah mendukung Nihal dan mengabarkan pada semua petani di Pritampura untuk menjual hasil panen mereka ke Daljeet, Kartar jadi semakin marah, apalagi ketika Veera berlari lari ke arah Nihal “Pamaaan, pamaaan Nihaaal” teriak Veera lantang “Paman Nihal, ibu mengundang paman Nihal untuk makan malam di rumah” Kartar yang mendengarnya merasa marah dan cemburu
Malam harinya di rumah Ratan, keluarga Ratan bersama bibi Moti dan Nihal sedang menikmati makan malam di lantai di dekat tungku kompor dimana Ratan sibuk membuat roti sambil menikmati makan malam mereka, tiba tiba Nihal berhenti, Veera yang memperhatikannya sedari tadi merasa heran “Paman Nihal, kenapa paman Nihal tidak makan ?” bergegas Veera segera beralih tempat duduk ke sebelah Nihal “Sekarang aku akan menyuapi, paman Nihal ,,, coba buka mulutnya ,,, aaa aaaa” ujar Veera sambil menjulurkan makanan ditangannya ke mulut Nihal, awalnya Nihal menolak tapi karena Veera bersikeras memaksanya, akhirnya Nihal mau juga, sementara Ranvi masih terus menyuapi Veera “Ratan, lihat anakmu, Ranvi ,,, sedari tadi makannya hanya sedikit, suapi dia juga” pinta bibi Moti “Baik, kak ,,, aku akan menyuapi Ranvi” akhirnya Ratan pun ikutan menyuapi Ranvi, sementara Ranvi menyuapi Veera dan Veera menyuapi Nihal, bibi Moti yang melihat kebersamaan mereka merasa senang dan berharap Sampooran kembali bersama mereka seperti dulu
Namun tiba tiba lampu padam “Biar aku ambil lampu minyaknya” bibi Moti langsung mencegah Ratan “Jangan Ratan, lebih baik aku saja yang ambil, kamu suapi saja Ranvi” ujar bibi Moti sambil bangun dari tempatnya duduk, saat itu acara suap suapan juga masih terus berlangsung, Ranvi masih menyuapi Veera dan Veera masih menyuapi Nihal, begitu pula Ratan masih menyuapi Ranvi, namun karena keadaan saat itu gelap, tanpa mereka sadari Ratan tiba tiba menyuapi Nihal, tepat pada saat itu bibi Moti mendekat kearah mereka dengan lampu minyaknya dan melihat Ratan sedang menyuapi Nihal, Nihal dan Ratan saling memandang dengan perasaan canggung, sementara Ranvi dan Veera malah menganggapnya sebagai sesuatu hal yang lucu, sehingga mereka tertawa terbahak bahak melihatnya, Ratan yang merasa kikuk dan malu, langsung pergi berlalu dari sana dengan perasaan malu
Malam harinya, ketika Ratan sedang berkaca di kaca riasnya, dilihatnya ada bulu bulu ayam berterbangan disekitarnya, Ratan teringat akan Sampooran yang suka sekali memainkan bulu bulu ayam itu, Ratan segera turun kebawah dan mencari cari Sampooran, Ratan yakin kalau Sampooran telah datang, ketika Ratan berbalik, dilihatnya diujung sana ada seorang laki laki yang sedang berdiri membelakangi dirinya, Ratan segera berlari ke arah laki laki tersebut dan memeluknya dari belakang dengan perasaan senang, namun ketika laki laki itu berbalik, ternyata bukan Sampooran yang datang, melainkan Nihal, Ratan tertegun dan tiba tiba Ratan terbangun dari tidurnya, rupanya Ratan bermimpi tentang Nihal, Ratan marah pada dirinya sendiri, Ratan segera melihat dirinya di depan kaca rias dan menampar pipinya sendiri berulang kali sambil menangis, lalu Ratan terduduk lemas dilantai dan menatap ke arah foto Sampooran yang terpajang di dinding kamarnya, Ratan amat sangat merasa bersalah pada Sampooran karena telah memimpikan Nihal
Sementara itu di kamar Ranvi dan Veera, Veera sedang menggambar Nihal di dinding kamarnya dengan kapur tulis berwarna merah, ketika Ranvi bertanya gambar apa yang dibuat oleh Veera, Veera menutupi gambarnya, namun Ranvi memaksa Veera untuk bergeser agar Ranvi bisa melihat gambar apa yang dibuat oleh Veera, Veera mengatakan kalau dirinya menggambar paman Nihal yang sedang memegang pita kuningnya sebagai tanda kalau paman Nihal sudah memiliki hubungan dengan dirinya.
Selanjutnya: Sinopsis Veera episode 102
loading...
Sinopsis Veera episode 101: Nihal Gelisah | ⚡ Share & like anda akan berharga untuk masa depan Juragan Synopsis, So, tunggu apa lagi? segera beritahu teman dan kerabat anda tentang Sinopsis Veera episode 101: Nihal Gelisah