Cerita Fatmagul Episode 126 - Tampak Asude sedang menelepon seseorang. Asude mengirimkan uang tersebut kepada ibunya yang ada di jerman, apakah kau sudah menerima uangnya??
“aku akan tetap mengirimimu uang. apakah kau katakan kepada ayah tentang uang itu??”
“oke jangan katakan kepadanya, jangan katakan juga aku menelepon, dia akan marah. kata Asude. ia menangis ketika menutup teleponnya.
Di perusahaan, Mustafa sedang ada di lift. ketika pintu dibuka ternyata ada Meltem dan keluarganya hendak masuk lift. Begitu melihat Mustafa, Meltem berkata kepada orang tuanya akan menyusul.
Mustafa bertanya apakah dia datang untuk mengunjungi Yasaran sebagai keluarga??.”tidak, aku menceraikan Selim.
Aku datang untuk mentrasfer sahamku, kenapa kau terkejut??. inilah caraku membuat suaraku didengar. kau tanya padaku tentang perbedaan kita, inilah perbedaan kita. aku tidak akan menjadi mainan siapapun!! kata Meltem penuh percaya diri.
Sedangkan Mustafa tampak kehilangan muka, ia hanya diam tak bersuara untuk sejenak.
Dari ruanganya, Rezat melihat Turaner dan Ender keluar dari perusahaan menuju mobilnya, ia berkata kepada Munir jika ia punya perasaan tidak baik tentang hal ini. ”mereka memberikan saham itu dan menandatangani kontrak” kata Rezat.
Munir berkata jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan, itulah yang dia katakan sejak awal.
“dia pernah bilang, jika karir politiknya lebih bernilai daripada apapun, apa yang merubah pikirannya?? kata Rezat
tapi Munir tidak sempat menanggapinya karena Leman menelepon dan memberitahu tentang Vural.
Munir kesal sekali, ia memberitahu jika Vural melarikan diri dari rumah sakit!!. wajah Rezat tampak kesal juga.
Mustafa masih bersama Meltem, ”ya aku ingin balas dendam, aku ingin balas dendam kepada siapapun dan apapun!!" kata Meltem. Mustafa menyentuh tanganya dan berkata jika ia akan menelepon nanti.
Meltem masuk dalam lift, Munir berlari menuju lift. tapi Meltem sudah terlanjur menutup pintu lift. Munir lalu turun melalui tangga.
Sedangkan di mobil, Turaner mulai tidak sabar menunggu putrinya. kemudian Meltem datang. saat Meltem masuk ke dalam mobil, Munir menerima telp dari Salih.
Salih memberitahu Munir jika Mukades dan suaminya bertengkar karena dia dan akhirnya Mukades pergi dari rumah. sedangkan dia sendiri masih ribut dengan istrinya. ”bagaimana aku mengendalikan dua orang wanita ini" kata Salih.
Tapi Munir malah tertawa girang, dia berkata jika Salih memberinya kabar sangat bagus!. Munir berkata kepada Salih untuk mempertahankan Mukades bersamanya sampai persidangan dan ia akan mewujudkan semua keinginan Salih. Munir terus saja memuji Salih.
Salih sendiri kemudian menghampri Mukades dan menghapus air mata wanita itu, ia minta Mukades berhenti menangis dan menikmati kebersamaan mereka saja.
Mukades berkata jika dia ingin menelepon Murat, Salih mencegahnya dengan berkata tunggu sampai situasi menjadi tenang dulu. ”jangan cemas tentang siapapun, seperti tidak ada yang mencemaskan kita juga. lihat, kita berdua diusir keluar dari rumah, kita memang ditakdirkan bersama, jangan menangis lagi” kata Salih merayu Mukades.
Ia memegangi tangan Mukades untuk membuat wanita itu tetap bersamanya seperti yang dinginkan Munir.
Kerim masuk ke dalam rumah, sedangkan Fatmagul sendiri keluar dari kamar setelah membujuk Murat yang terus bertanya tentang ibunya. kemudian Rahmi masuk ke dalam rumah, Fatmagul langsung memeluknya. Rahmi sudah bertekat tidak ingin Mukades kembali ia ingin hidup bersama putranya saja.
Setelah Rahmi masuk ke kamar, Fatmagul dan Kerim kemudian mengobrol di dapur. Fatmagul melihat Meryem dan Kadir
sedang berbicara di dekat danau. Kerim berkata jika ia akan mencari Mukades untuk memintanya memberikan pernyataan, tapi Fatmagul melarang, dia tidak ingin melawan keinginan kakaknya.
Di halaman belakang, Meryem menceritakan kepada Kadir tentang Mukades dan insiden di bazar. Ia berkata jika keadaan ini tidak baik untuk mereka, pernyataan Mukades Hanim sangat penting.
Sedangkan di dapur, Kerim membantu memakaikan handyplast di tangan Fatmagul yang terluka. terima kasih kata Fatmagul setelah selesai. ”jangan marah kepadaku, apakah kau tidak menyadari betapa damainya di sini saat Mukades Hanim tidak ada. terlepas dari segalanya, aku bilang jangan marah kepadaku.” kata Kerim sambil tersenyum, sedangkan Fatmagul sendiri hanya diam.
Uttaran | Veera | Naagin | Kaali dan Gauri | Efsun dan Bahar | Anandhi | Candra Kirana | Rahasia Cinta | Anak Jalanan | Ranveer dan Ishani“aku akan tetap mengirimimu uang. apakah kau katakan kepada ayah tentang uang itu??”
“oke jangan katakan kepadanya, jangan katakan juga aku menelepon, dia akan marah. kata Asude. ia menangis ketika menutup teleponnya.
Di perusahaan, Mustafa sedang ada di lift. ketika pintu dibuka ternyata ada Meltem dan keluarganya hendak masuk lift. Begitu melihat Mustafa, Meltem berkata kepada orang tuanya akan menyusul.
Mustafa bertanya apakah dia datang untuk mengunjungi Yasaran sebagai keluarga??.”tidak, aku menceraikan Selim.
Aku datang untuk mentrasfer sahamku, kenapa kau terkejut??. inilah caraku membuat suaraku didengar. kau tanya padaku tentang perbedaan kita, inilah perbedaan kita. aku tidak akan menjadi mainan siapapun!! kata Meltem penuh percaya diri.
Sedangkan Mustafa tampak kehilangan muka, ia hanya diam tak bersuara untuk sejenak.
Dari ruanganya, Rezat melihat Turaner dan Ender keluar dari perusahaan menuju mobilnya, ia berkata kepada Munir jika ia punya perasaan tidak baik tentang hal ini. ”mereka memberikan saham itu dan menandatangani kontrak” kata Rezat.
Munir berkata jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan, itulah yang dia katakan sejak awal.
“dia pernah bilang, jika karir politiknya lebih bernilai daripada apapun, apa yang merubah pikirannya?? kata Rezat
tapi Munir tidak sempat menanggapinya karena Leman menelepon dan memberitahu tentang Vural.
Munir kesal sekali, ia memberitahu jika Vural melarikan diri dari rumah sakit!!. wajah Rezat tampak kesal juga.
Mustafa masih bersama Meltem, ”ya aku ingin balas dendam, aku ingin balas dendam kepada siapapun dan apapun!!" kata Meltem. Mustafa menyentuh tanganya dan berkata jika ia akan menelepon nanti.
Meltem masuk dalam lift, Munir berlari menuju lift. tapi Meltem sudah terlanjur menutup pintu lift. Munir lalu turun melalui tangga.
Sedangkan di mobil, Turaner mulai tidak sabar menunggu putrinya. kemudian Meltem datang. saat Meltem masuk ke dalam mobil, Munir menerima telp dari Salih.
Salih memberitahu Munir jika Mukades dan suaminya bertengkar karena dia dan akhirnya Mukades pergi dari rumah. sedangkan dia sendiri masih ribut dengan istrinya. ”bagaimana aku mengendalikan dua orang wanita ini" kata Salih.
Tapi Munir malah tertawa girang, dia berkata jika Salih memberinya kabar sangat bagus!. Munir berkata kepada Salih untuk mempertahankan Mukades bersamanya sampai persidangan dan ia akan mewujudkan semua keinginan Salih. Munir terus saja memuji Salih.
Salih sendiri kemudian menghampri Mukades dan menghapus air mata wanita itu, ia minta Mukades berhenti menangis dan menikmati kebersamaan mereka saja.
Mukades berkata jika dia ingin menelepon Murat, Salih mencegahnya dengan berkata tunggu sampai situasi menjadi tenang dulu. ”jangan cemas tentang siapapun, seperti tidak ada yang mencemaskan kita juga. lihat, kita berdua diusir keluar dari rumah, kita memang ditakdirkan bersama, jangan menangis lagi” kata Salih merayu Mukades.
Ia memegangi tangan Mukades untuk membuat wanita itu tetap bersamanya seperti yang dinginkan Munir.
Kerim masuk ke dalam rumah, sedangkan Fatmagul sendiri keluar dari kamar setelah membujuk Murat yang terus bertanya tentang ibunya. kemudian Rahmi masuk ke dalam rumah, Fatmagul langsung memeluknya. Rahmi sudah bertekat tidak ingin Mukades kembali ia ingin hidup bersama putranya saja.
Setelah Rahmi masuk ke kamar, Fatmagul dan Kerim kemudian mengobrol di dapur. Fatmagul melihat Meryem dan Kadir
sedang berbicara di dekat danau. Kerim berkata jika ia akan mencari Mukades untuk memintanya memberikan pernyataan, tapi Fatmagul melarang, dia tidak ingin melawan keinginan kakaknya.
Di halaman belakang, Meryem menceritakan kepada Kadir tentang Mukades dan insiden di bazar. Ia berkata jika keadaan ini tidak baik untuk mereka, pernyataan Mukades Hanim sangat penting.
Sedangkan di dapur, Kerim membantu memakaikan handyplast di tangan Fatmagul yang terluka. terima kasih kata Fatmagul setelah selesai. ”jangan marah kepadaku, apakah kau tidak menyadari betapa damainya di sini saat Mukades Hanim tidak ada. terlepas dari segalanya, aku bilang jangan marah kepadaku.” kata Kerim sambil tersenyum, sedangkan Fatmagul sendiri hanya diam.
Selanjutnya : Cerita Fatmagul Episode 127
loading...
Cerita Fatmagul Episode 126 | ⚡ Share & like anda akan berharga untuk masa depan Juragan Synopsis, So, tunggu apa lagi? segera beritahu teman dan kerabat anda tentang Cerita Fatmagul Episode 126