-->

Sinopsis Veera episode 118, 119, 120, 121

Sebelumnya mimin mohon maaf pada pembaca setia "Juragan Synopsis". Beberapa hari ini mimin tidak bisa update review karena mimin sakit dan ada sedikit kesibukan. Kembali pada Review yah... Semua pengurusan untuk upacara pemakaman Sampooran yang terakhir kalinya telah selesai dilakukan, RV memegang tangan VR kemudian menyalakan api di pembakaran tersebut, ritual terakhir telah dilakukan, setelah acara pemakaman dilakukan, semua orang memanjatkan doa kemudian pulang ke rumah mereka masing masing, semua orang meninggalkan tempat itu satu per satu. 

Sesampai di rumah, Moti Chaiji merasa hatinya sangat hancur sambil menangis dan memandangi foto keluarga Sampooran, saat itu Nihal memasuki rumah Ratan, Nihal berusaha menghibur Moti Chaiji yang benar benar merasakan kesedihan yang tak terkira, Moti Chaiji meminta keadilan dari Tuhan “Yaa Tuhan, kenapa kamu memberikan hukuman ini pada Sampooran ?” saat itu Ratan juga menjadi histeris dan berteriak kencang sambil menyingkirkan semua barang barang yang ada di sekitarnya, Ratan menangis kencang sambil berkata “Akulah orang yang telah membunuh Sampooran ! Sampooran meninggalkan desa ini karena aku !” Moti Chaiji berusaha untuk menenangkannya, saat itu RV dan VR juga ada disana melihat perilaku ibunya yang sedang menderita “RV, ajak VR ke atas ke kamar kalian” setelah RV dan VR meninggalkan tempat itu, Nihal berusaha menghibur Ratan “Ratan, bukan kamu yang membunuh Sampooran !” ketika Nihal hendak mengatakan sesuatu yang lain, Moti Chaiji menyela ucapan Nihal “Nihal, biarkan Ratan menangis, biarkan dia merasa lega” Nihal benar benar merasa sangat sedih dan tidak berdaya ketika melihat foto keluarga Sampooran, Nihal terduduk lemas di pojok ruangan sambil menangis 

Di kamar RV dan VR, VR mulai buka suara “Kakak, apa itu artinya membunuh ?” Nihal yang kebetulan juga ada disana mencoba menjelaskan pada VR dengan bahasanya, Moti Chaiji datang dan menawarkan makanan pada RV dan VR namun RV menolaknya “Aku akan membuat paratha untuk kakak !” ujar VR, 

Pada malam harinya, RV sedang duduk di tepi ladang dan teringat ucapan Ratan “Ayah, aku berjanji, aku akan mengurus semuanya di rumah, aku akan menjaga semua orang” ujar RV, kemudian RV kembali pulang ke rumah, saat itu RV yang masih merasakan kesedihan karena kehilangan ayahnya sedang berjalan di ladang ketika dia merasakan ada sesuatu yang aneh dan melihat lihat ke sekelilingnya dengan tatapan waspada namun tidak ada apa apa disana, RV kembali berjalan pulang ke rumahnya, tak lama kemudian seekor harimau muncul dan mulai berjalan jalan di sekitar ladang.

*************

Moti Chaiji meminta Nihal untuk tetap tinggal di rumah Moti Chaiji selama beberapa hari, Moti Chaiji merasa penasaran dengan orang yang seharusnya bertanggung jawab atas kematian Sampooran, saat itu Ratan melempar sindoor merahnya sambil terus menangis.

VR meminta Nihal untuk membawa ayahnya pulang kerumah tapi Nihal mengekspresikan ketidakberdayaannya ke VR, RV bertanya pada Nihal “Paman Nihal, apakah benar ayah pergi dari desa ini karena ibu ? Aku tidak akan memaafkan orang yang bertanggung jawab pada kematian ayahku” Nihal tertegun mendengar ucapan RV.

************

Di rumah Moti Chaiji, Nihal bergegas mengemasi barang barangnya dan bertekad hendak meninggalkan desa Pritampura, tiba-tiba Nihal berhenti dan berkata dalam hati “Alasan aku datang ke desa Pritampura ini adalah untuk mengatakan pada Ratan dan Moti Chaiji tentang dosa yang telah aku perbuat dan untuk meminta maaf untuk semua dosa yang telah aku lakukan itu, tapi aku tidak bisa meninggalkan desa ini tanpa berbuat sedikitpun” bathin Nihal dalam hati, tepat pada saat itu Moti Chaiji datang menemui Nihal dan mulai memohon padanya untuk tetap tinggal di desa Pritampura, Moti Chaiji merasa sedih dan kecewa karena Nihal selalu menolong mereka dan Ratan sekeluarga sudah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga mereka tapi nampaknya Nihal tidak pernah mengatakan pada siapapun tentang penderitaannya dan kekhawatirannya selama ini, Moti Chaiji terus menerus mengatakan kalau Nihal sudah melakukan banyak hal untuk keluarga Ratan dan seluruh desa “Saat ini Ratan sekeluarga sangat bergantung padamu, Nihal” ujar Moti Chaiji sambil menangis “Bagaimanapun juga kamu adalah pilar keluarga kami saat ini yang telah banyak mendukung kami sekeluarga” Nihal hanya terdiam mendengarkan semua ucapan Moti Chaiji yang memujinya tapi dalam hatinya gelisah.

Sinopsis Veera episode 118, 119, 120, 121

Nihal merasa tidak pantas menerima semua ini “Kamu memang bukan Gudduku (nama kecil Sampooran) tapi bagiku kamu ini sama seperti dia karena bagiku kamu sudah aku anggap sebagai anakku sendiri” ujar Moti Chaiji sambil terus menangis “Aku mohon Nihal, tetaplah tinggal disini karena aku percaya kalau kamu pergi maka kamu benar benar telah menghancurkan perasaan kami dimana aku telah kehilangan anakku yaitu Sampooran dan aku tidak mau kehilangan anak yang lain” ujar Moti Chaiji sambil membelai wajahnya penuh sayang 

Namun Nihal tidak bisa menanggung semua perasaan ini lagi yang menghantuinya setiap saat, Nihal langsung berbalik dan menjauh dari Moti Chaiji dengan perasaan gelisah “Nyonya, aku tidak pantas mendapatkan semua penghormatan ini ! Aku tidak pantas jika dibandingkan dengan Sampooran !” dengan menangis dan bibir yang bergetar, Nihal akhirnya mengakui dosanya yang telah menyebabkan kematian Sampooran dengan tangannya sendiri, begitu mendengar pengakuan Nihal, Moti Chaiji sangat marah dan mulai berteriak pada Nihal dan mulai histeris 

Nihal kemudian mulai menceritakan kisahnya “Hubungan pertemananku dengan Sampooran kurang lebih sejak tahun lalu, kami bertemu di sebuah bis dalam perjalanan dari Amritsar ke Lhudiana” Moti Chaiji mulai mendengarkan cerita Nihal, saat itu Nihal terlihat sebagai seorang laki laki yang sangat bahagia yang baru saja pulang dari Canada ke India setelah habis masa kontrak kerjanya, Nihal berusaha mengajak ngobrol Sampooran yang saat itu sedang duduk disebelahnya di sebelah jendela sambil merenungsedih, ketika kondektur bis meminta uang tiket pada Sampooran, Sampooran tidak mempunyai uang dan tidak tahu mau kemana dia akan pergi, Nihal membantunya dengan membayarkan tiket bisnya, Nihal mengajak Sampooran untuk mampir ke rumahnya dipemberhentian pertama sedangkan Sampooran akan berhenti di dua pemberhentian berikutnya sebelum pemberhentian terakhir “Pada saat pertama kali aku bertemu dengan Sampooran, aku merasa kalau aku telah bertemu dengan seseorang yang sepertinya telah aku kenal sebelumnya yang memiliki persamaan dengan diriku, tidak ada tujuan untuk pergi, yakin pada kehidupan yang akan membawanya entah kemana, aku merasa ada sebuah hubungan spesial yang saling terikat diantara kami” ujar Nihal lagi 

Kembali ke kisah pertemuan Nihal dengan Sampooran, ketika Nihal berhenti di pemberhentiannya, Nihal kemudian memeluk Sampooran dan meninggalkan bus itu tapi lupa dengan tas yang dibawanya tertinggal di dalam bus, padahal tas itu sangat penting untuk Nihal karena di sana ada paspor dan uang gajiannya, di rumah Nihal merasa panik karena kecerobohannya meninggalkan tas tersebut di bis, namun tidak tak lama kemudian Sampooran datang ke rumah Nihal sambil membawa tas Nihal, Nihal sangat senang sekali dan mengajak Sampooran untuk makan siang di rumahnya 

Setelah selesai makan siang, rupanya kipas angin Nihal rusak, Sampooran berusaha untuk membetulkannya sementara Nihal menonton televisi yang saat itu sedang di putar film dokumenter tentang desa Pritampura, di layar televisi terlihat Ratan sedang memanggil suaminya dengan berkata “Untuk siapapun yang telah pergi, pulanglah kembali ke desa Pritampura” ketika Moti Chaiji mendengar cerita Nihal, Moti Chaiji baru mengerti kalau Nihal telah mengetahui semua yang terjadi di film dokumenter tersebut ketika mereka melihatnya di rumah kepala desa kemarin Sementara itu ketika Nihal melihat film dokumenter tersebut, Nihal mengagumi Ratan “Perempuan ini, sikpanya benar benar sangat mandiri” Sampooran yang tadinya tidak begitu memperhatikan televisi begitu mendengar suara Ratan, Sampooran langsung menoleh ke arah televisi dan terkejut ketika melihat Ratan ada di televisi dan memanggil namanya, Sampooran sangat antusias sekali ketika melihat Ratan.


************

Saat itu Sampooran nampak terkejut dan antusias sekali ketika melihat Ratan di televisi dan memanggil namanya, Sampooran segera mendekat ke arah televisi sedangkan Nihal nampak bingung, kemudian Sampooran memanggil nama Ratan dengan penuh haru“Kamu lihat, Nihal ,,, Ratan telah memaafkan aku” ujar Sampooran bahagia, Sampooran kemudian memeluk Nihal erat sambil berkata “Aku akan kembali pulang ke Ratanku, kembali ke desaku !” Nihal bisa melihat kebahagiaan yang amat sangat diwajahnya, kemudian Sampooran berlari keluar rumah dengan perasaan yang mengharu biru dan sukar dilukiskan namun tiba-tiba Sampooran jatuh pingsan begitu sampai di dekat pintu, Nihal segera memegangnya, tak lama kemudian dokter yang dipanggil Nihal datang dan mengecek kondisi Sampooran, saat itu Nihal melepas kalung, gelang, dompet dan surat yang dibawa Sampooran dan diletakkannya dalam kain merah dan diikatnya jadi satu menjadi sebuah kantung, ketika Sampooran sudah siuman dari pingsannya, Sampooran kembali sangat antusias untuk pulang ke desanya meskipun dokter menyarankan untuk istirahat terlebih dulu namun Sampooran bersikeras tetap akan pulang ke desa Pritampura 

Tak lama kemudian Nihal dan Sampooran sudah berada di dalam mobil Jeep yang biasanya di kendarai oleh petani, sepanjang perjalanan mereka berdua saling ngobrol satu sama lain khususnya tentang kehidupan Sampooran, Sampooran terlihat sangat bahagia pulang ke rumahnya setelah kurang lebih selama 5 tahun ini tidak pernah pulang “Nihal, paculah mobil jeepmu ini lebih kencang lagi ! Atau aku saja yang menyetirnya” pinta Sampooran penuh semangat namun tiba-tiba saja mobil Jeep Nihal berhenti, Sampooran bergegas keluar dan mereka berdua mencoba memperbaiki kap mobil hingga akhirnya berhasil di perbaiki, saat itu Sampooran masih berdiri di depan mobil Jeep 

Ketika Nihal kembali ke bangku kemudi dan mulai menjalankan mesin mobil, Sampooran meminta Nihal untuk menjalankan mobil dan menyuruhnya untuk memundurkan mobil Jeepnya namun ternyata ada masalah pada gigi mobil, mobil Jeep itu bukannya mundur malah maju dan Nihal tidak bisa mengendalikan mobilnya yang saat itu menabrak Sampooran, sebagian tubuh Sampooran berada di atas kap mobil dan ketika Nihal mematikan mesinnya secara tiba-tiba, tubuh Sampooran langsung terpental hingga berguling guling ditanah dan berakhir di tepi tebing, Sampooran memegang batu yang sedikit menjorok ke depan 

Nihal segera berlari mengejar Sampooran yang saat itu sedang bergantung di tepi tebing sambil memegang batu, Nihal berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Sampooran dengan menjulurkan tangannya ke arah Sampooran namun Sampooran tidak bisa menggapai tangan Nihal “Nihal, aku tidak ingin mati saat ini tapi aku rasa saatnya buatku telah tiba dan sekarang aku tidak akan pernah melihat Ratan dan kembali padanya, aku mohon pergilah ke desaku dan katakan pada keluargaku kalau aku sebenarnya akan pulang tapi aku tidak bisa pulang karena keadaanku yang tidak memungkinkan” ujar Sampooran pasrah “Sampooran, tidak ada yang akan terjadi padamu ! Ayooo kamu pasti bisa, pegang tanganku ini Sampooran !” Nihal berulang kali berteriak untuk memberikan semangat ke Sampooran namun Sampooran menolaknya 

“Jangan lupa Nihal, sampaikan pesanku ke keluargaku di desa Pritampura” ujar Sampooran yang tidak berusaha memegang tangan Nihal, hingga akhirnya pegangan tangan Sampooran di batu itu lepas dan Sampooran jatuh ke dalam jurang yang cukup dalam, Nihal sangat terkejut melihatnya, sesaat Nihal terpana kemudian bergegas berlari ke arah mobil Jeepnya dan mengendarai mobil Jeepnya turun kebawah bukit sambil terus berteriak memanggil manggil nama Sampooran dan terus mencari cari Sampooran namun nihil, Nihal tidak bisa menemukan tubuh Sampooran 


Nihal menceritakan pada Moti Chaiji bagaimana dia gagal menemukan Sampooran pada hari itu, Nihal menangis dan berkata “Itulah mengapa aku datang ke Pritampura untuk memberikan pesan Sampooran pada kalian tapi ketika aku melihat harapan kalian yang begitu besar akan kembalinya Sampooran, apalagi melihat kebahagiaan RV dan VR, aku tidak kuasa untuk mengatakannya pada kalian, aku telah berusaha sebaik mungkin tapi aku tidak bisa berfikir untuk menghancurkan perasaan kalian dan aku juga tidak bisa menyuruh diriku sendiri untuk berkata jujur pada kalian sampai sekarang” ujar Nihal sedih, Nihal kemudian menyerahkan semua barang barang Sampooran yang di simpannya di kantung merah pada Moti Chaiji, Moti Chaiji menangis pilu begitu melihat barang barang milik Sampooran, Nihal mengatupkan tangannya di depan Moti Chaiji dan memohon maaf tapi Moti Chaiji sangat marah dan segera berdiri kemudian menampar pipi Nihal dengan keras, Nihal terperangah menatapnya.

Ikuti update Juragan Sinopsis setiap hari lewat Twitter di @Rujakdulit

Selanjutnya: Sinopsis Veera episode 122
loading...

Sinopsis Veera episode 118, 119, 120, 121 | ⚡ Share & like anda akan berharga untuk masa depan Juragan Synopsis, So, tunggu apa lagi? segera beritahu teman dan kerabat anda tentang Sinopsis Veera episode 118, 119, 120, 121

Sinopsis Sebelumnya
« Sinopsis Sebelumnya
Sinopsis Selanjutnya
Sinopsis Selanjutnya »

🔎Cari Sinopsis Film