-->

Dari Banjir Kritikan hingga Melenceng dari Kisah Nyata Mesir Kuno. Benarkah Tidak Ada Yang Spesial dari 'Gods of Egypt'

Tentu di antara kalian pasti ada yang penasaran pada film 'Gods of Egypt'. film tersebut memiliki 4 tokoh penting: Bek (Brenton Thwaites), Zaya (Courtney Eaton), Horus (Nikolaj Coster-Waldau), dan Set (Gerard Butler).

Dalam Gods of Egypt, tidak ada batasan antara dewa dan manusia biasa. Dewa, dengan tubuh berukuran lebih besar, hidup di antara rakyat Mesir yang hidup makmur. Raja Mesir pun seorang dewa, yaitu Osiris (Bryan Brown).

Film dibuka dengan pemandangan Mesir yang megah, dengan piramida dan emas berkilauan. Horus, dewa langit, segera dinobatkan menjadi Raja Mesir menggantikan sang ayah, Osiris. Saat hari penobatan, kekacauan terjadi saat adik Osiris, Set sang dewa gurun yang cemburu dan ingin merebut takhta Mesir.

Singkat cerita, Set berhasil menguasai Mesir, mengubah delta Sungai Nil yang hijau dan indah menjadi gurun dan menyengsarakan rakyat. Di lain pihak, dewa-dewa Mesir yang lain hanya punya 2 pilihan: harus tunduk pada Set atau dibunuh. Ya, dewa bisa mati bersimbah darah emas dalam Gods of Egypt.

Horus kehilangan 2 mata saktinya, membuat dia tak berdaya. Kemudian akan datang Bek, seorang pencuri yang kemudian akan membuat kesepakatan dengan Horus, dan membantunya merebut kembali takhta Kerajaan Mesir.

Kalau kamu sudah menonton aksi Gerard Butler di 300, ada kalanya kamu akan merasa dejavu saat menonton aksinya sebagai Set. Dengan kostum yang cukup mirip dengan Spartan – bedanya di sini tidak memamerkan perut sixpack – King Leonidas seakan muncul dalam Gods of Egypt. Begitu juga dengan Horus yang kalau berubah dengan kostum sayap emasnya, kamu bakal merasa seperti ada jagoan Saint Seiya dalam film ini.

Sebagai film mitologi, tentu saja diperlukan banyak special effect dalam Gods of Egypt. Namun sangat disayangkan, ada sejumlah special effect yang kurang rapi. Rasanya sama seperti film The Legend of Hercules versi Kellan Lutz yang kualitas CGI-nya tak seberapa. Sudah baik, tapi sangat terasa bahwa adegan itu dilakukan di studio green screen. Bahkan ada beberapa efek yang membuatnya jadi seperti film animasi seutuhnya.

Dari sisi cerita, kamu akan merasa konflik yang ada di Gods of Egypt serupa dengan perpolitikan di Indonesia. Para pemimpin bersaing untuk berada di pucuk kekuasaan dan mengorbankan rakyatnya. Ada beberapa nilai kepemimpinan yang bisa diambil dari film ini.

Alur cerita film di awal bisa dibilang pas. Perlahan tapi pasti, satu per satu karakter diperkenalkan. Namun banyak cerita yang tidak maksimal. Mungkin karena terlalu banyak karakter dewa yang diangkat, jadi kisahnya kurang in-depth dan detail.

Akting Gerard Butler di Gods of Egypt bisa dibilang standar saja. Karakter pemimpin bengis sudah pernah ia perankan saat di film 300. Bedanya, dalam film ini pemimpin bengis ini memang tokoh antagonis.

ika kamu penggemar Brenton Thwaites, film ini akan merupakan obat rindu. Setelah Brenton ikut membintangi Maleficent untuk durasi yang cukup pendek, kini kamu bisa lebih muas memandanginya. Tubuh Brenton pun tampak lebih fit dari saat penampilannya di Maleficent yang masih terlihat seperti bocah.

Nikolaj Coster-Waldau tampil cukup mengejutkan karena ia bisa sedikit menelurkan lelucon, berbeda dengan perannya dalam serial televisi Game of Thrones yang terkesan serius. Sebenarnya inti cerita keduanya sama, sama-sama seputar perebutan takhta. Nikolaj sepertinya cukup ahli untuk tema satu ini.

Akting Courtney Eaton sebagai Zaya dalam Gods of Egypt tidak terlalu mengesankan, namun ia tampil cukup seksi dalam film ini. Gods of Egypt menjadi film ketiga bagi aktris asal Australia ini. Sebelumnya ia bermain dalam Mad Max: Fury Road (2015) dan The Five Wives: So Shiny, So Chrome (2015).

Well, bagi kamu yang menyukai film bertema mitologi, Gods of Egypt bisa jadi pilihan. Jangan terlalu berharap banyak pada keindahan visual CGI, tapi kamu cukup dipuaskan dengan pemain-pemainnya yang ganteng dan cantik.

Simak trailer Gods of Egypt berikut ini:



Bahkan sebelum Tayang, 'Gods Of Egypt' Justru Banjir Kritikan

Film ini mulai membuat orang penasaran, ditonton 3,193,386 di situs berbagi video YouTube. Sayangnya, Gods of Egypt banyak mendapatkan kritikan karena dianggap tak mencerminkan masa Mesir kuno dengan pemainnya yang kebanyakan orang kulit putih, bangsa Kaukasia.

"Bangsa Amerika berhasil mencuci otak banyak orang, menyebutkan jika orang mesir kuno berkulit putih. Film ini seperti sebuah ejekan. Seharusnya kalian melakukan penelitian terlebih dahulu sebelum memuat film" tulus pengguna dengan akun Kira Bowman.

"Film ini merupakan sebuah fantasi dari orang kulit putih. Sungguh menyedihkan! Film selanjutnya, Britney Spears yang akan memerankan Ratu Nefertiti. Mereka hanya ingin melihat dan percaya dengan apa yang mereka inginkan, bukan kenyataannya," tambah pengguna dengan akun lucy rosevelt.

"Tidakah mereka mengetahui jika kulit orang Mesir itu kecoklatan, bukan putih atau hitam. Lebih baik meneliti dnegan benar sebelum membuat film tentang mitologi atau sejarah. Memalukan," tambah pengguna shogun Bean.


Selain tidak ada yang Spesial dari 'Gods of Egypt' ataupun Banjir kritikan, Film tersebut masih mempunyai beberapa fakta unik serta menarik. Berikut 4 Fakta dari 'Gods of Egypt':

1. Penggambaran yang tidak sepenuhnya benar
Seth, menurut sejarah adalah salah satu dewa dari dua dewa yang bertugas untuk menjaga pelindung daerah hilir. Di film ini, Set digambarkan sepenuhnya jahat dan tidak memiliki belas kasih seakan ia menentang semua hal baik. Mitologi Set sendiri merupakan cerminan dari dinamika Mesir bagian hulu jaman dahulu.

Menurut mitologi tersebut, para pemuja dewa Set menolak untuk menyembah dewa hulu, Horus. Hal tersebutlah yang menyebabkan siapapun yang menyembah Set akan dianggap jahat. Padahal, Set dan Horus adalah dua pelindung yang menjaga dua bagian penting di jaman Mesir kuno.

2. Salah satu pemerannya membintangi serial terkenal
Game of Thrones, pernahkah Anda mendengar judul film yang satu ini? Ya, film serial TV yang cukup banyak diminati orang-orang ini menuai cukup banyak kritik. Meskipun begitu, hal tersebut tidak membuat para aktor dan artis yang ada kehilangan ketenarannya. Salah satunya adalah Nikolaj Coaster-Waldau.

3. Pengambilan gambar
Meskipun cerita dari film ini tentang Mesir kuno, pengambilan gambar untuk film ini ternyata tidak di sana B'timers. Sesi pengambilan gambar untuk film yang satu ini ternyata ada di Australia. Seperti yang sudah diketahui, Australia adalah negara dengan permukaan paling datar di dunia. Di negara sekaligus benua ini memiliki cukup banyak gurun pasir.

Meskipun tidak sepenuhnya mirip dengan gurun Sahara, namun cukup jelas untuk menggambarkan secara baik kondisi gurun pasir yang tandus.

4. Perfeksionis untuk sebuah peran
Dalam film Gods of Egypt, Nikolaj Coaster berperan sebagai dewa Horus yang berkinginan untuk membalas kematian ayahnya. Karena perannya yang penting tersebut, ia harus membentuk tubuhnya agar terlihat lebih bagus saat proses pengambilan gambar. Sampai-sampai ia menjalani diet dan mengalami penurunan 7% dari body fat-nya.

Selain Nikolaj, aktor Gerard Butler yang mengambil peran sebagai dewa Set juga melakukan banyak perubahan pada tubuhnya. Saat pertama kali ia diberi naskah untuk perannya, matanya langsung terfokus pada kata god. Hal ini memotivasinya untuk membentuk tubuhnya agar cocok dengan penggambaran dewa.


Selain itu Film 'Gods of Egypt' bahkan ada yang bilang melenceng dari kisah nyata Mesir Kuno, benarkah itu?

Beberapa naskah film yang diambil dari sejarah maupun kisah nyata diklaim menentukan kebudayaan baru yang dianut masyarakatnya. Avclub.com, Selasa (17/11/2015), menyatakan jika tak ada film 'The Godfather', 'Citizen Kane', dan 'Tommy Wiseau’s The Room', publik tidak akan mengenali kisah nyata maupun unsur positif yang dapat dilihat dari film-film tersebut.

Kebenaran dalam film juga turut diperhatikan dalam menilai suatu karya. Bagi Avclub.com, film terbaru dari sutradara yang pernah menggarap 'I, Robot and The Crow', Alex Proyas patut dipertanyakan. Pasalnya film ini sempat mengundang kontroversi karena semua karakter dewa yang terdapat dalam poster promosinya hanya memajang 'kulit putih', sementara keturunan Afrika hanya mendapatkan porsi sebagai seorang dukun. Selain itu, ceritanya yang mengada-ngada, jauh dari sejarah Mesir kuno yang terdapat di Afrika membuat 'Gods of Egypt' kerap disinggung.

Terlepas dari penilaian Avclub.com, film yang dibintangi Chadwick Boseman ini bercerita tentang dewa-dewa yang berkelahi satu sama lain karena tahta kerajaan Mesir yang diambil alih oleh Dewa kegelapan, Set. Seorang pahlawan bernama Bek muncul di tengah konflik tersebut, ia mempunyai misi menyelamatkan dunia serta bertaruh nyawa untuk cintanya yang direngut.


Demikian sedikit tentang Film 'Gods of Egypt'. Benar atau tidaknya, anda bisa menilai sendiri setelah menontonnya. 

Ikuti update Juragan Sinopsis setiap hari lewat Twitter di @Rujakdulit
loading...

Dari Banjir Kritikan hingga Melenceng dari Kisah Nyata Mesir Kuno. Benarkah Tidak Ada Yang Spesial dari 'Gods of Egypt' | ⚡ Share & like anda akan berharga untuk masa depan Juragan Synopsis, So, tunggu apa lagi? segera beritahu teman dan kerabat anda tentang Dari Banjir Kritikan hingga Melenceng dari Kisah Nyata Mesir Kuno. Benarkah Tidak Ada Yang Spesial dari 'Gods of Egypt'

Sinopsis Sebelumnya
« Sinopsis Sebelumnya
Sinopsis Selanjutnya
Sinopsis Selanjutnya »

🔎Cari Sinopsis Film