Efsun & Bahar Episode 116, Selasa, 10 Mei 2016 - Episode kali ini dimulai setelah Hulya menjual perhiasannya. Ia kemudian menemui Mehmet. Dan saat di dalam mobil Hulya memberikan uang hasil laku perhiasannya kepada kakaknya itu agar Attahan Holding bisa bertahan.
Sementara itu di Yayasan ada pembukaan kios. Salah satunya adalah kios Nuran SORFASH yang tak lain milik Nuran. Keluarga Nuran senang namun tidak bagi Bahar. Bahar tampak sedih karena tahu kalau Yasaran Holding lagi bangkrut. Kemudian datanglah Ismail mendatangi kios dan mengucapkan selamat. Sakine lalu menawarkan makanan pada Ismail.
Tak lama setelah itu datanglah Mehmet dan Rafika yang mengucapkan selamat. Setelah menemui Efsun Hasret kemudian mendatangi Bahar yang duduk di meja sendirian. Tak lama setelah itu Mehmet juga datang dan mengucap selamat juga. Mehmet mendatangi Hasret yang lagi berpelukan dengan Bahar. Mehmet juga iba melihat Bahar sedih ia pun juga memeluk Bahar. Wah keluarga ini ayah ibu dan anak ini akhirnya bersatu he he..
Nuran yang melihat kehangatan Bahar Hasret dan Mehmet segera menyuruh Efsun untuK membuka acara. Efsun kemudian berbicara dengan suara keras.
Dalam acara itu juga ada Onur. Onur melihat Bahar bersedih ia pun tanya pada Efsun kenapa Bahar kok tampak lesu gitu. Efsun bilang itu gara-gara Ates. Lalu Onur pun mendatangi Bahar. Sedangkan Efsun kemudian mendatangi Mehmet dan Hasret yang lagi berduaan.
Di sisi lain Nyonya Edibe di penjara terjatuh dari kursi rodanya. Ia tergelepar di lantai. Napi-napi lain pun panik. Ada yang segera menolong Nyonya Edibe ada juga yang berteriak minta tolong. Akhirnya Nyonya Edibe segera mendapat pertolongan pertama dan segera dibawa keluar dari sel penjara. Namun semua usaha sia-sia karena Nyonya Edibe sudah meninggal dunia.
Nyonya Edibe meninggal dunia di penjara dan pihak penjara segera memberi kabar ke rumah Attahan. Beyza yang menerima telepon memberikan telepon pada Hulya. Saat itu Hulya lagi ngobrol dengan anak-anaknya di ruang tamu. Dan ketika Hulya tahu kalau ibunya meninggal ia sangat terkejut, gelas di tangannya pun jatuh dan pecah. Hulya menangis. Arda segera memeluknya sedangkan Muge bingung terduduk di kursi.
Dalam acara perayaan toko Nuran, Fulya pun datang. Ia langsung menyamperi suaminya yang lagi duduk berdua semeja bersama Hasret. Fulya langsung menyemprot Hasret. Efsun mendatangi Hasret dan membela Hasret. Hasret emosi namun Efsun menahannya. Mehmet pun emosi. Efsun juga menahan ayahnya agar tidak ribut.. ayah.. ayah..jangan kata Efsun. Namun akhirnya Hasret tak tahan juga akhirnya ia pun membela dirinya dan segera pergi. Mehmet mengejar Hasret namun Hasret bilang Mehmet jangan dekati aku dulu. Saat itulah Mehmet kemudian mendapat telepon dari Hulya bahwa ibu meninggal. Mehmet sangat kaget.
Sementara dalam pesta tiba-tiba Ates datang menemui Bahar. Ilyas langsung berlari menahan Ates dan bilang kau jangan buat kisruh lagi. Bahar sendiri berlari meninggalkan pesta. Ates masih ditahan Ilyas dan dimarah-marahi dan Ilyas menampar Ates. Lalu Ilyas mengusir Ates dan Bahar pun pergi.
Bucela segera mencari Bahar. Saat mencari Bahar itu di lorong Bucela dicegat oleh Salih. Mereka kemudian bicara soal Yusuf yang meninggal karena perbuatan Nuran dan Ilyas. Mereka tidak tahu kalau Bahar ada di atas tangga tak jauh dari lokasi mereka bicara. Bahar mendengar pembicaraan itu dan kemudian turun pelan-pelan. Bucela kaget saat tiba-tiba ada Bahar. Bahar pun akhirnya tahu semuanya. Ia pun pergi. Bucela lagsung marah-marah pada Salih dan mengejar Bahar.
Bahar kembali ke pesta dengan wajah aneh serba tanda tanya. Nuran mendatanginya dan mau memeluknya namun Bahar langsung berteriak denga murka.. jangan sentuh aku... Bucela mau menenangkan namun Bahar juga berteriak jangan dekati aku! Bahar berteriak-teriak di pesta. Kemudian Nuran meminta semua tamu meninggalkan acara. Saat itu Efsun lalu mendekati Bucela. Ada apa dengan Bahar? Bucela bilang Bahar sudah tahu semuanya.
Saat Mehmet Hulya, Arda dan Muge sampai di rumah sakit. Ia langsung mencari ibunya. Namun ada dua polisi di ruangan otopsi Nyonya Edibe sehingga mereka semua harus menunggu. Tak lama akhirnya dokter keluar dan mengatakan bahwa Nyonya Edibe sudah dipastikan meninggal. Mehmet tertegun sementara Hulya juga tak bisa menerima. Muge menangis tahu kalau nenekenya meninggal dunia. Lalu jenazah Nyonya Edibe pun dibawa keluar. Hulya langsung menangis histeris melihat mayat ibunya. Arda juga hanya bisa menangis. Mehmet sangat sedih dan mengelus kaki ibunya. Ia kemudian mencium kening ibunya.
Di toko Nuran saat semua tamu sudah pergi akhirnya Bahar menanyakan tentang kebenaran kematian tuan Yusuf. Nuran dengan terbata-bata akhirnya menjelaskan ke Bahar bahwa kematian tuan Yusuf tak lain karena kecelakaan. Karena kami takut maka kami menyembunyikannya. Nuran hendak mendekati Bahar namun Bahar bilang jangan mendekat. Ia masih tidak terima bahwa selama ini ia dibohongi oleh keluarganya sendiri. Semua keluarga tahu soal kematian tuan Yusuf dan hanya dia sendiri yang tidak tahu. Bahar kemudian pergi. Ilyas berusaha mengejarnya namun Bahar bilang ke ayahnya jangan mengikuti aku ayah karena kau bagian dari mereka.
Setelah Bahar pergi. Efsun kemdian bertepuk tangan dengan maksud menyindir Bucela yang sudah membocorkan rahasia mengerikan ini. Kemudian Efsun juga pergi. Bucela sendiri hanya terduduk lemas dan menangis.
Ates termenung di pinggir danau. Ia melihat cincin pertunangannya. Ia memikirkan Bahar lalu tak lama handphonenya berbunyi. Medic menelepon dan mengatakan bahwa Nyonya Edibe Attahan meninggal dunia.
Di rumah sakit di ruang pemandian jenazah Hulya masih terus menangis dan terus coba ditenangkan oleh Mehmet. Kemudian Mehmet mengajaknya keluar. Di luar ada Arda dan Muge yang menunggu mereka. Muge menangis terduduk. Hulya sendiri masih terus memanggil ibunya di pelukan Mehmet. Lalu Mehmet meminta Arda agar membawa Muge keluar duluan sementara ia akan mengurus jenazah di sini. Arda pun kemudian memapah adiknya itu meninggalkan Mehmet dan Hulya.
Arda dan Muge keluar. Muge duduk di taman dan Arda bilang akan pergi sebentar. Tak lama Ates datang. Muge yang masih polos bilang dengan panik kalau neneknya meninggal. Ates menenangkan Muge dan pergi.
Sementara di rumah pondok Bahar pun kembali. Ada Ilyas, Efsun dan Bucela di rumah. Bahar berdebat dengan Efsun dan mengajak ayahnya keluar. Bahar ingin tahu lokasi makam tuan Yusuf. Lalu Bahar keluar bersama ayahnya. Saat melihat makam tuan Yusuf Bahar menangis. Ia teringat saat tuan Yusuf menemuinya dulu. Efsun keluar dan takut kalau nanti ketahuan.
Saat itu Mehmet dan Hulya pulang. Mobilnya berhenti di depan rumah pondok karena ada keramaian. Mehmet turun dan Efsun menemuinya. Ia bilang kalau nenekmu meninggal lalu Efsun pun pura-pura bersedih. Bahar kemudian mendatanginya. Bahar benar-benar sedih karena tahu Nyonya Edibe meninggal apalagi kematian Nyonya Edibe dikarenakan kekasihnya yaitu Ates.
Paginya, jasad Nyonya Edibe akan dimakamkan sebelumnya diadakan upacara kematian di depan RS. Hulya mengelus-elus peti mati Nyonya Edibe dan ia bilang akan membalas dendam pada Ates. Fulya juga datang dan memeluk Hulya ia turut belasungkawa.
Sementara pagi itu Bahar masih emosi dengan keluarganya juga ayahnya. Bahar melihat sedih makam tuan Yusuf lalu ia keluar. Ia melihat lagi makam tuan Yusuf lalu pergi ke acara pemakaman Nyonya Edibe. Tak lama semua orang sudah berkumpul dalam upacara pemakaman Nyonya Edibe. Semua berdoa.
Saat acara itu, Bahar bertemu Hasret dan hendak bilang sesuatu namun Efsun tahu dan langsung mendekati Hasret ia pura-pura sakit karena kematian Nyonya Edibe. Hasret kemudian memeluknya dan Bahar memilih meninggalkan mereka.
Tak lama datang Medic dan Ates untuk melayat. Saat akan menyampaikan bela sungkawa Hulya pun marah-marah dan menyalahkan Ates. Hulya mengutuk Ates kemudian Arda membawa Hulya menjauh dari Ates. Ates kemudian mengucap bela sungkawa pada Mehmet.
Setelah Ates dan Medic mengucap bela sungkawa dengan Mehmet lalu mereka pergi. Saat Ates akan keluar ia berpapasan dengan Bahar dan Bahar bilang selamat karena balas dendamu sudah berhasil. Kemudian Bahar kembali ke kerumunan.
Kemudian jasad Nyonya Edibe dimakamkan. Banyak orang yang menghantarnya dan mendoakannya. Mehmet ikut turun ke liang kubur untuk membantu pemakaman ibunya. Bahar berniat memberitahu semuanya saat itu namun ia dibujuk untuk jangan tergesa-gesa karena ini sedang masa bela sungkawa. Kemudian semua berdoa dan prosesi pemakaman selesai.
Siangnya usai pemakaman Bahar datang ke rumah Hasret ia berniat memberitahukan kematian Yusuf pada Hasret. Hasret pun menyuruh Bahar masuk. Saat itu Sakine melihat mereka kemudian Sakine segera menelepon Nuran. Nuran sedang bersama Efsun di rumah pondok. Mereka panik sekali. Nuran bergegas naik taksi ke Gilincik.
Sementara di rumah Hasret. Bahar termenung bingung harus memulai dari mana untuk mengabarkan kematian tuan Yusuf. Di mana pelakukanya adalah keluarga Bahar. Saat Bahar diam kemudian datanglah seseorang. Bahar keluar dan marah-marah pada orang itu dengan menyebut Ates dan mengusir orang itu pergi.
Tak lama Nuran datang. Hasret masih belum tahu semuanya. Nuran mengkode Bahar dan mengajak Bahar pergi. Bahar pergi dengan Nuran. Nuran lalu mengajak Bahar bicara di rumah Gilincik. Nuran marah-marah pada Bahar karena jika Bahar membocorkan semua maka semua keluarganya akan masuk penjara.
Bahar bukan orang yang munafik apalagi pembohong ia tidak mau terlibat tindakan yang busuk ini harus mengorbankan keluarganya. Nuran sangat marah sampai ia menampar Bahar. Bahar semakin tak ragu untuk membongkar ini semua karena tindakan Nuran. Bahar keluar namun Nuran mengejarnya dan menarik tasnya. Bahar bilang bagaimanapun yang salah harus dihukum dan aku akan bilang ke tuan Mehmet. Bahar pun meninggalkan Nuran, Nuran mau mengejar Bahar lagi namun ia terjatuh dan Bahar pergi.
Di rumah besar, Hulya masih menangis. Muge juga berada di pelukan Hulya. Sementara Efsun berpura-pura sedih duduk bersama Mehmet. Arda juga hanya diam membisu mengenang neneknya. Fulya pun tak bicara. Tak lama telepon Efsun berbunyi dari Nuran. Nuran bilang kalau Bahar akan mengatakan semuanya pada Mehmet ia tidak bisa dikontrol.
Usai menelepon Efsun kembali ke dekat Mehmet lalu Beyza dan Adile membawakan roti. Saat itu Hulya sangat sedih kemudian memeluk Beyza juga Edibe.
Kemudian datanglah Bahar. Efsun yang membukakan pintu. Ia melarang Bahar masuk karena tahu maksud Bahar. Efsun pun mengajak Bahar keluar. Di luar mereka berdebat Bahar tetap mau masuk namun Efsun menghalanginya. Bahar pun memilih pergi ia akan melaporkan pada polisi soal tindakan jahat keluarganya. Saat akan pergi Ilyas datang dan mengajak bicara Bahar. Efsun kemudian masuk ke rumah.
Ilyas dengan tenang kemudian menjelaskan tragedi meninggalknya tuan Yusuf. Ia pun tak menghalangi Bahar mau berbuat apa. Semua terserah pada Bahar. Kemudian Ilyas meninggalkan Bahar. Ilyas bilang biar aku saja yang akan melapor. Ilyas lalu pergi ke masjid. Di sana ia berdoa agar masalahnya segera selesai dan diberi kemudahan dalam hidup.
Bahar setelah bertemu ayahnya ia tidak langsung ke kantor polisi ia merenung di pinggiran laut. Ia bingung bagaimana apakah ia mau melapor atau tidak. Sementara itu ke kantor polisi ia berjalan pelan dan sampai di depan pintu kantor polisi. Ia agak bimbang dan sempat berhenti namun pada akhirnya ia masuk. Di dalam ia bertemu dnegan si pelontos. Ilyas mau menemui Ismail dan si pelontos pun membukakan pintu kerja Ismail.
Efsun sudah menemui Nuran. Mereka berdua bingung dan berpikir keras bagaimana harus menghadapi Bahar.
Sedangkan Bahar sendiri tampak berjalan terburu dengan rasa cemas dan ia pun menuju kantor polisi dimana Ilyas sudah ada di sana. Bahar langsung masuk ruangan Ismail di dalam Ilyas belum mengatakan hal yang sebenarnya. Kemudian Ilyas berpelukan dengan Bahar. Bahar kemudian mengajak pergi ayahnya. Ismail bingung dengan tingkah mereka.
Ates mendatangi rumah Mehmet. Beyza membuka pintu dan Ates bilang mau ketemu Mehmet. Lalu Mehmet keluar. Mehmet pun mengajak Ates bicara di luar saja. Ates minta maaf pada Mehmet lalu ia pun pergi.
Sementara itu Bahar dan Ilyas akhir pergi ke sebuah cafe kecil di pinggir laut mereka saling bicara. Bahar menangis dan sepertinya Bahar masih bimbang dan juga tidak tega jika keluarganya dipenjara. Namun bagaimanapun ini bakal terbongkar dan tidak bisa dirahasiakan terus menerus. Bahar pun bilang kebenaran tidak boleh disembunyikan. Ilyas pun dari awal sudah siap jika ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Lalu Bahar meninggalkan Ilyas ia hanya berjalan dengan tatapan kosong menyisir jalan sepanjang pantai. Di waktu yang sama Ates sudah di rumah ia hanya memandangi foto Bahar dari laptopnya dan mencium cincin tunangan mereka.
Kemudian Ilyas sudah berada di Gilincik bersama Bucela. Ia bicara via telepon dengan Efsun yang berada di rumah pondok. Mereka saling adu mulut. Lalu Efsun masuk ke rumah besar. Sementara Ilyas kemudian bicara dengan kakaknya di rumah Gilincik. Saat mereka bicara anak Guleser mendengar. Kemudian anak Guleser mengatakan sesuatu tentang Nuran di mana membuat Ilyas marah pada Nuran dan Ilyas langsung pergi ke rumah pondok.
Di rumah besar, sepertinya paska meninggalnya Edibe Attahan ada wasiat dari Edibe. Saat itu sudah ada notaris yang berkumpul bersama keluarga Attahan. Kemudian Efsun keluar dan menelepon. Saat itu Ilyas sampai dan mendengar percakapan Efsun. Ia marah-marah pada Efsun sampai menampar Efsun hingga Efsun menangis. Ilyas lalu pergi ia tidak jadi masuk ke rumah pondok.
Malam itu Bahar masih berjalan sendirian di perkotaan. Ia mengingat kembali perbuatan ibunya juga saat Nuran menamparnya. Kemudian Bahar mendapat pesan singkat dari Ates. Bahar teringat niat busuk Ates yang mendekati Efsun untuk balas dendam. Setelah Bahar membaca sms Ates ia pun membuang hpnya ke sungai. Ates yang sedang bersama Medic kemudian berusaha menelepon Bahar namun tidak bisa.
Tiba-tiba salah seorang anak Yayasan masuk ke kantor Ates dan bilang ayah Bahar tuan Ilyas mengurung diri di toko ia mau membakar toko sekaligus dirinya. Ates segera berlari ke bawah. Kemudian Medic memberitahu Bucela. Di bawah Ilyas sudah mengunci toko dan menyiram dengan bensin. Ates hendak menolong namun tidak bisa masuk. Kemudian Efsun dan Bucela juga datang. Mereka semua panik.
Bahar akhirnya pingsan di jalan. Ia ditemukan polisi. Dan polisi membuka tasnya ada identitas bernama Bahar Demirci. Kemudian polisi mengabari pos bahwa ditemukan seseorang bernama Bahar Demirci tergeletak di jalan. Info itu sampai ke Ismail dan Ismail bersama si pelontos pun bergegas. Sesampainya Ismail di tempat Bahar, Bahar sudah sadar ia duduk termenung tampak stress di dekat taman air. Polisi bilang Bahar dari tadi hanya diam.
Di toko, akhirnya Ilyas menghidupkan korek api dan membakar toko di mana ia sendiri ada di dalam. Semua orang semakin panik. Efsun berteriak-teriak sedangkan Bucela menangis. Ates langsung mengambil kain yang ada tak jauh dari situ. Ia langsung memecah kaca dan masuk menolong Ilyas. Ilyas selamat. Lalu semua orang segera memadamkan api dengan menyiram air.
Ismail pun mencoba menanyakan kepada Bahar apa yang sebenarnya terjadi hingga kamu seperti ini. Apakah karena Ates? Bahar bilang bukan. Lalu Ismail mengajak Bahar masuk ke mobilnya. Di mobil Ismail terus berusaha mengajak Bahar bicara. Bahar masih sedih membayangkan betapa kejam keluarganya terutama Nuran. Bahar menangis sedih di mobil Ismail.
Sementara itu di Yayasan ada pembukaan kios. Salah satunya adalah kios Nuran SORFASH yang tak lain milik Nuran. Keluarga Nuran senang namun tidak bagi Bahar. Bahar tampak sedih karena tahu kalau Yasaran Holding lagi bangkrut. Kemudian datanglah Ismail mendatangi kios dan mengucapkan selamat. Sakine lalu menawarkan makanan pada Ismail.
Tak lama setelah itu datanglah Mehmet dan Rafika yang mengucapkan selamat. Setelah menemui Efsun Hasret kemudian mendatangi Bahar yang duduk di meja sendirian. Tak lama setelah itu Mehmet juga datang dan mengucap selamat juga. Mehmet mendatangi Hasret yang lagi berpelukan dengan Bahar. Mehmet juga iba melihat Bahar sedih ia pun juga memeluk Bahar. Wah keluarga ini ayah ibu dan anak ini akhirnya bersatu he he..
Nuran yang melihat kehangatan Bahar Hasret dan Mehmet segera menyuruh Efsun untuK membuka acara. Efsun kemudian berbicara dengan suara keras.
PENGUMUMAN PENGUMUMAN SEKARANG ADALAH SAATNYA ACARA POTONG TUMPENG!!! AYO SEMUA BERKUMPUL AYO...AYO...Lalu semua berkumpul dan Nuran kemudian memotong pita. Semua orang pun bertepuk tangan. Saat itu tampak dari jauh Salih mengamati.
Dalam acara itu juga ada Onur. Onur melihat Bahar bersedih ia pun tanya pada Efsun kenapa Bahar kok tampak lesu gitu. Efsun bilang itu gara-gara Ates. Lalu Onur pun mendatangi Bahar. Sedangkan Efsun kemudian mendatangi Mehmet dan Hasret yang lagi berduaan.
Di sisi lain Nyonya Edibe di penjara terjatuh dari kursi rodanya. Ia tergelepar di lantai. Napi-napi lain pun panik. Ada yang segera menolong Nyonya Edibe ada juga yang berteriak minta tolong. Akhirnya Nyonya Edibe segera mendapat pertolongan pertama dan segera dibawa keluar dari sel penjara. Namun semua usaha sia-sia karena Nyonya Edibe sudah meninggal dunia.
Nyonya Edibe meninggal dunia di penjara dan pihak penjara segera memberi kabar ke rumah Attahan. Beyza yang menerima telepon memberikan telepon pada Hulya. Saat itu Hulya lagi ngobrol dengan anak-anaknya di ruang tamu. Dan ketika Hulya tahu kalau ibunya meninggal ia sangat terkejut, gelas di tangannya pun jatuh dan pecah. Hulya menangis. Arda segera memeluknya sedangkan Muge bingung terduduk di kursi.
Dalam acara perayaan toko Nuran, Fulya pun datang. Ia langsung menyamperi suaminya yang lagi duduk berdua semeja bersama Hasret. Fulya langsung menyemprot Hasret. Efsun mendatangi Hasret dan membela Hasret. Hasret emosi namun Efsun menahannya. Mehmet pun emosi. Efsun juga menahan ayahnya agar tidak ribut.. ayah.. ayah..jangan kata Efsun. Namun akhirnya Hasret tak tahan juga akhirnya ia pun membela dirinya dan segera pergi. Mehmet mengejar Hasret namun Hasret bilang Mehmet jangan dekati aku dulu. Saat itulah Mehmet kemudian mendapat telepon dari Hulya bahwa ibu meninggal. Mehmet sangat kaget.
Sementara dalam pesta tiba-tiba Ates datang menemui Bahar. Ilyas langsung berlari menahan Ates dan bilang kau jangan buat kisruh lagi. Bahar sendiri berlari meninggalkan pesta. Ates masih ditahan Ilyas dan dimarah-marahi dan Ilyas menampar Ates. Lalu Ilyas mengusir Ates dan Bahar pun pergi.
Bucela segera mencari Bahar. Saat mencari Bahar itu di lorong Bucela dicegat oleh Salih. Mereka kemudian bicara soal Yusuf yang meninggal karena perbuatan Nuran dan Ilyas. Mereka tidak tahu kalau Bahar ada di atas tangga tak jauh dari lokasi mereka bicara. Bahar mendengar pembicaraan itu dan kemudian turun pelan-pelan. Bucela kaget saat tiba-tiba ada Bahar. Bahar pun akhirnya tahu semuanya. Ia pun pergi. Bucela lagsung marah-marah pada Salih dan mengejar Bahar.
Bahar kembali ke pesta dengan wajah aneh serba tanda tanya. Nuran mendatanginya dan mau memeluknya namun Bahar langsung berteriak denga murka.. jangan sentuh aku... Bucela mau menenangkan namun Bahar juga berteriak jangan dekati aku! Bahar berteriak-teriak di pesta. Kemudian Nuran meminta semua tamu meninggalkan acara. Saat itu Efsun lalu mendekati Bucela. Ada apa dengan Bahar? Bucela bilang Bahar sudah tahu semuanya.
Saat Mehmet Hulya, Arda dan Muge sampai di rumah sakit. Ia langsung mencari ibunya. Namun ada dua polisi di ruangan otopsi Nyonya Edibe sehingga mereka semua harus menunggu. Tak lama akhirnya dokter keluar dan mengatakan bahwa Nyonya Edibe sudah dipastikan meninggal. Mehmet tertegun sementara Hulya juga tak bisa menerima. Muge menangis tahu kalau nenekenya meninggal dunia. Lalu jenazah Nyonya Edibe pun dibawa keluar. Hulya langsung menangis histeris melihat mayat ibunya. Arda juga hanya bisa menangis. Mehmet sangat sedih dan mengelus kaki ibunya. Ia kemudian mencium kening ibunya.
Di toko Nuran saat semua tamu sudah pergi akhirnya Bahar menanyakan tentang kebenaran kematian tuan Yusuf. Nuran dengan terbata-bata akhirnya menjelaskan ke Bahar bahwa kematian tuan Yusuf tak lain karena kecelakaan. Karena kami takut maka kami menyembunyikannya. Nuran hendak mendekati Bahar namun Bahar bilang jangan mendekat. Ia masih tidak terima bahwa selama ini ia dibohongi oleh keluarganya sendiri. Semua keluarga tahu soal kematian tuan Yusuf dan hanya dia sendiri yang tidak tahu. Bahar kemudian pergi. Ilyas berusaha mengejarnya namun Bahar bilang ke ayahnya jangan mengikuti aku ayah karena kau bagian dari mereka.
Setelah Bahar pergi. Efsun kemdian bertepuk tangan dengan maksud menyindir Bucela yang sudah membocorkan rahasia mengerikan ini. Kemudian Efsun juga pergi. Bucela sendiri hanya terduduk lemas dan menangis.
Ates termenung di pinggir danau. Ia melihat cincin pertunangannya. Ia memikirkan Bahar lalu tak lama handphonenya berbunyi. Medic menelepon dan mengatakan bahwa Nyonya Edibe Attahan meninggal dunia.
Di rumah sakit di ruang pemandian jenazah Hulya masih terus menangis dan terus coba ditenangkan oleh Mehmet. Kemudian Mehmet mengajaknya keluar. Di luar ada Arda dan Muge yang menunggu mereka. Muge menangis terduduk. Hulya sendiri masih terus memanggil ibunya di pelukan Mehmet. Lalu Mehmet meminta Arda agar membawa Muge keluar duluan sementara ia akan mengurus jenazah di sini. Arda pun kemudian memapah adiknya itu meninggalkan Mehmet dan Hulya.
Arda dan Muge keluar. Muge duduk di taman dan Arda bilang akan pergi sebentar. Tak lama Ates datang. Muge yang masih polos bilang dengan panik kalau neneknya meninggal. Ates menenangkan Muge dan pergi.
Sementara di rumah pondok Bahar pun kembali. Ada Ilyas, Efsun dan Bucela di rumah. Bahar berdebat dengan Efsun dan mengajak ayahnya keluar. Bahar ingin tahu lokasi makam tuan Yusuf. Lalu Bahar keluar bersama ayahnya. Saat melihat makam tuan Yusuf Bahar menangis. Ia teringat saat tuan Yusuf menemuinya dulu. Efsun keluar dan takut kalau nanti ketahuan.
Saat itu Mehmet dan Hulya pulang. Mobilnya berhenti di depan rumah pondok karena ada keramaian. Mehmet turun dan Efsun menemuinya. Ia bilang kalau nenekmu meninggal lalu Efsun pun pura-pura bersedih. Bahar kemudian mendatanginya. Bahar benar-benar sedih karena tahu Nyonya Edibe meninggal apalagi kematian Nyonya Edibe dikarenakan kekasihnya yaitu Ates.
Paginya, jasad Nyonya Edibe akan dimakamkan sebelumnya diadakan upacara kematian di depan RS. Hulya mengelus-elus peti mati Nyonya Edibe dan ia bilang akan membalas dendam pada Ates. Fulya juga datang dan memeluk Hulya ia turut belasungkawa.
Sementara pagi itu Bahar masih emosi dengan keluarganya juga ayahnya. Bahar melihat sedih makam tuan Yusuf lalu ia keluar. Ia melihat lagi makam tuan Yusuf lalu pergi ke acara pemakaman Nyonya Edibe. Tak lama semua orang sudah berkumpul dalam upacara pemakaman Nyonya Edibe. Semua berdoa.
Saat acara itu, Bahar bertemu Hasret dan hendak bilang sesuatu namun Efsun tahu dan langsung mendekati Hasret ia pura-pura sakit karena kematian Nyonya Edibe. Hasret kemudian memeluknya dan Bahar memilih meninggalkan mereka.
Tak lama datang Medic dan Ates untuk melayat. Saat akan menyampaikan bela sungkawa Hulya pun marah-marah dan menyalahkan Ates. Hulya mengutuk Ates kemudian Arda membawa Hulya menjauh dari Ates. Ates kemudian mengucap bela sungkawa pada Mehmet.
Setelah Ates dan Medic mengucap bela sungkawa dengan Mehmet lalu mereka pergi. Saat Ates akan keluar ia berpapasan dengan Bahar dan Bahar bilang selamat karena balas dendamu sudah berhasil. Kemudian Bahar kembali ke kerumunan.
Kemudian jasad Nyonya Edibe dimakamkan. Banyak orang yang menghantarnya dan mendoakannya. Mehmet ikut turun ke liang kubur untuk membantu pemakaman ibunya. Bahar berniat memberitahu semuanya saat itu namun ia dibujuk untuk jangan tergesa-gesa karena ini sedang masa bela sungkawa. Kemudian semua berdoa dan prosesi pemakaman selesai.
Siangnya usai pemakaman Bahar datang ke rumah Hasret ia berniat memberitahukan kematian Yusuf pada Hasret. Hasret pun menyuruh Bahar masuk. Saat itu Sakine melihat mereka kemudian Sakine segera menelepon Nuran. Nuran sedang bersama Efsun di rumah pondok. Mereka panik sekali. Nuran bergegas naik taksi ke Gilincik.
Sementara di rumah Hasret. Bahar termenung bingung harus memulai dari mana untuk mengabarkan kematian tuan Yusuf. Di mana pelakukanya adalah keluarga Bahar. Saat Bahar diam kemudian datanglah seseorang. Bahar keluar dan marah-marah pada orang itu dengan menyebut Ates dan mengusir orang itu pergi.
Tak lama Nuran datang. Hasret masih belum tahu semuanya. Nuran mengkode Bahar dan mengajak Bahar pergi. Bahar pergi dengan Nuran. Nuran lalu mengajak Bahar bicara di rumah Gilincik. Nuran marah-marah pada Bahar karena jika Bahar membocorkan semua maka semua keluarganya akan masuk penjara.
Bahar bukan orang yang munafik apalagi pembohong ia tidak mau terlibat tindakan yang busuk ini harus mengorbankan keluarganya. Nuran sangat marah sampai ia menampar Bahar. Bahar semakin tak ragu untuk membongkar ini semua karena tindakan Nuran. Bahar keluar namun Nuran mengejarnya dan menarik tasnya. Bahar bilang bagaimanapun yang salah harus dihukum dan aku akan bilang ke tuan Mehmet. Bahar pun meninggalkan Nuran, Nuran mau mengejar Bahar lagi namun ia terjatuh dan Bahar pergi.
Di rumah besar, Hulya masih menangis. Muge juga berada di pelukan Hulya. Sementara Efsun berpura-pura sedih duduk bersama Mehmet. Arda juga hanya diam membisu mengenang neneknya. Fulya pun tak bicara. Tak lama telepon Efsun berbunyi dari Nuran. Nuran bilang kalau Bahar akan mengatakan semuanya pada Mehmet ia tidak bisa dikontrol.
Usai menelepon Efsun kembali ke dekat Mehmet lalu Beyza dan Adile membawakan roti. Saat itu Hulya sangat sedih kemudian memeluk Beyza juga Edibe.
Kemudian datanglah Bahar. Efsun yang membukakan pintu. Ia melarang Bahar masuk karena tahu maksud Bahar. Efsun pun mengajak Bahar keluar. Di luar mereka berdebat Bahar tetap mau masuk namun Efsun menghalanginya. Bahar pun memilih pergi ia akan melaporkan pada polisi soal tindakan jahat keluarganya. Saat akan pergi Ilyas datang dan mengajak bicara Bahar. Efsun kemudian masuk ke rumah.
Ilyas dengan tenang kemudian menjelaskan tragedi meninggalknya tuan Yusuf. Ia pun tak menghalangi Bahar mau berbuat apa. Semua terserah pada Bahar. Kemudian Ilyas meninggalkan Bahar. Ilyas bilang biar aku saja yang akan melapor. Ilyas lalu pergi ke masjid. Di sana ia berdoa agar masalahnya segera selesai dan diberi kemudahan dalam hidup.
Bahar setelah bertemu ayahnya ia tidak langsung ke kantor polisi ia merenung di pinggiran laut. Ia bingung bagaimana apakah ia mau melapor atau tidak. Sementara itu ke kantor polisi ia berjalan pelan dan sampai di depan pintu kantor polisi. Ia agak bimbang dan sempat berhenti namun pada akhirnya ia masuk. Di dalam ia bertemu dnegan si pelontos. Ilyas mau menemui Ismail dan si pelontos pun membukakan pintu kerja Ismail.
Efsun sudah menemui Nuran. Mereka berdua bingung dan berpikir keras bagaimana harus menghadapi Bahar.
Sedangkan Bahar sendiri tampak berjalan terburu dengan rasa cemas dan ia pun menuju kantor polisi dimana Ilyas sudah ada di sana. Bahar langsung masuk ruangan Ismail di dalam Ilyas belum mengatakan hal yang sebenarnya. Kemudian Ilyas berpelukan dengan Bahar. Bahar kemudian mengajak pergi ayahnya. Ismail bingung dengan tingkah mereka.
Ates mendatangi rumah Mehmet. Beyza membuka pintu dan Ates bilang mau ketemu Mehmet. Lalu Mehmet keluar. Mehmet pun mengajak Ates bicara di luar saja. Ates minta maaf pada Mehmet lalu ia pun pergi.
Sementara itu Bahar dan Ilyas akhir pergi ke sebuah cafe kecil di pinggir laut mereka saling bicara. Bahar menangis dan sepertinya Bahar masih bimbang dan juga tidak tega jika keluarganya dipenjara. Namun bagaimanapun ini bakal terbongkar dan tidak bisa dirahasiakan terus menerus. Bahar pun bilang kebenaran tidak boleh disembunyikan. Ilyas pun dari awal sudah siap jika ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Lalu Bahar meninggalkan Ilyas ia hanya berjalan dengan tatapan kosong menyisir jalan sepanjang pantai. Di waktu yang sama Ates sudah di rumah ia hanya memandangi foto Bahar dari laptopnya dan mencium cincin tunangan mereka.
Kemudian Ilyas sudah berada di Gilincik bersama Bucela. Ia bicara via telepon dengan Efsun yang berada di rumah pondok. Mereka saling adu mulut. Lalu Efsun masuk ke rumah besar. Sementara Ilyas kemudian bicara dengan kakaknya di rumah Gilincik. Saat mereka bicara anak Guleser mendengar. Kemudian anak Guleser mengatakan sesuatu tentang Nuran di mana membuat Ilyas marah pada Nuran dan Ilyas langsung pergi ke rumah pondok.
Di rumah besar, sepertinya paska meninggalnya Edibe Attahan ada wasiat dari Edibe. Saat itu sudah ada notaris yang berkumpul bersama keluarga Attahan. Kemudian Efsun keluar dan menelepon. Saat itu Ilyas sampai dan mendengar percakapan Efsun. Ia marah-marah pada Efsun sampai menampar Efsun hingga Efsun menangis. Ilyas lalu pergi ia tidak jadi masuk ke rumah pondok.
Malam itu Bahar masih berjalan sendirian di perkotaan. Ia mengingat kembali perbuatan ibunya juga saat Nuran menamparnya. Kemudian Bahar mendapat pesan singkat dari Ates. Bahar teringat niat busuk Ates yang mendekati Efsun untuk balas dendam. Setelah Bahar membaca sms Ates ia pun membuang hpnya ke sungai. Ates yang sedang bersama Medic kemudian berusaha menelepon Bahar namun tidak bisa.
Tiba-tiba salah seorang anak Yayasan masuk ke kantor Ates dan bilang ayah Bahar tuan Ilyas mengurung diri di toko ia mau membakar toko sekaligus dirinya. Ates segera berlari ke bawah. Kemudian Medic memberitahu Bucela. Di bawah Ilyas sudah mengunci toko dan menyiram dengan bensin. Ates hendak menolong namun tidak bisa masuk. Kemudian Efsun dan Bucela juga datang. Mereka semua panik.
Bahar akhirnya pingsan di jalan. Ia ditemukan polisi. Dan polisi membuka tasnya ada identitas bernama Bahar Demirci. Kemudian polisi mengabari pos bahwa ditemukan seseorang bernama Bahar Demirci tergeletak di jalan. Info itu sampai ke Ismail dan Ismail bersama si pelontos pun bergegas. Sesampainya Ismail di tempat Bahar, Bahar sudah sadar ia duduk termenung tampak stress di dekat taman air. Polisi bilang Bahar dari tadi hanya diam.
Di toko, akhirnya Ilyas menghidupkan korek api dan membakar toko di mana ia sendiri ada di dalam. Semua orang semakin panik. Efsun berteriak-teriak sedangkan Bucela menangis. Ates langsung mengambil kain yang ada tak jauh dari situ. Ia langsung memecah kaca dan masuk menolong Ilyas. Ilyas selamat. Lalu semua orang segera memadamkan api dengan menyiram air.
Ismail pun mencoba menanyakan kepada Bahar apa yang sebenarnya terjadi hingga kamu seperti ini. Apakah karena Ates? Bahar bilang bukan. Lalu Ismail mengajak Bahar masuk ke mobilnya. Di mobil Ismail terus berusaha mengajak Bahar bicara. Bahar masih sedih membayangkan betapa kejam keluarganya terutama Nuran. Bahar menangis sedih di mobil Ismail.
Selanjutnya : Efsun & Bahar Episode 117, Rabu 11 Mei 2016
loading...
Efsun & Bahar Episode 116, Selasa, 10 Mei 2016 | ⚡ Share & like anda akan berharga untuk masa depan Juragan Synopsis, So, tunggu apa lagi? segera beritahu teman dan kerabat anda tentang Efsun & Bahar Episode 116, Selasa, 10 Mei 2016