Efsun & Bahar Episode 110, Rabu, 4 Mei 2016 - Mehmet bersama Hulya sampai di Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Hulya terus memegang kakaknya dan memanggil kakaknya abi.. aku tidak mau tinggal di sini. Mehmet pun menjelaskan ini semua demi kebaikan kamu lalu Mehmet mencium kening Hulya. Kemudian Hulya dibawa oleh perawat. Hulya terus memandang kakaknya sambil menangis. Mehmet sendiri juga menahan tangis karena keadaan yang dialaminya. Setelah ditinggal Hasret, kini ia juga ditinggal adiknya.
Sementara di rumah pondok Ates mau menghajar Salih sampai di luar ia memegang kerah baju Salih. Satpam rumah melihat dan mencoba menghentikan Ates. Ates terus mengancam Salih namun Salih sendiri bukan orang pengecut ia juga bekas preman ia tidak takut pada Ates. Lalu Salih pun pergi dan semua kembali ke dalam sedangkan Ates masih di depan ngobrol dengan satpam.
Saat Salih mau pulang, Mehmet datang dengan mobilnya. Ia melihat Salih dan langsung turun. Tanpa basa basi, Mehmet langsung menghajar Salih. Ates mendengar ada ribut langsung berlari keluar disusul satpam. Ates langsung memegangi Mehmet agar Mehmet tidak lepas kendali. Salih malah tertawa meski ia menahan sakit karena ia berhasil memancing emosi Mehmet. Lalu Salih pun pergi. Dan untuk menenangkan diri Ates pun mengajak Mehmet ke sebuah bar.
Sementara di dalam rumah besar, semua orang bersedih apalagi Muge yang paling kecil. Muge pun masuk ke kamar kemudian nyonya Edibe meminta Arda menemani Muge. Di bawah tinggalah nyonya Edibe dan Fulya. Fulya sendiri menghawatirkan Mehmet dan meneleponnya. Namun Mehmet yang sedang minum di bar bersama Ates tidak menjawab panggilan istrinya. Saat itu Ates dan Mehmet curhat sambil minum. Mehmet menceritakan tentang Hasret sedangkan Ates bercerita soal Bahar. Namun saat mereka saling cerita ternyata Salih juga ada di sana sengaja mendengarkan mereka di sebuah meja yang agak tersembunyi.
Salih tersenyum ia kemudian menelepon anak buahnya dan pergi ke balik tembok. Sebelumnya ia memesan dua minuman keras untuk Ates dan Mehmet. Pelayan memberikan pesanan itu pada Ates dan Mehmet dan bilang dari orang yang duduk di sana. Saat Ates Mehmet melongok ke meja yang disebutkan pelayan mereka tidak melihat siapa-siapa.
Efsun dan Nuran ngobrol di rumah pondok. Mereka malah ketawa-ketawa padahal kondisi orang-orang di sekitar mereka sedang bersedih. Lalu Efsun pamit dan Nuran mengantar sampai ke depan. Di depan mereka masih ketawa dan Efsun masuk ke rumah besar. Di rumah besar Efsun bergabung dengan nyonya Edibe dan Fulya di ruang tengah.
Tak lama kemudian Mehmet pulang dengan wajah merah karena banyak minum. Fulya langsung mendatanginya. Sedang Efsun duduk sambil menyapa halo papa. Mehmet kemudian marah-marah pada ibunya karena tindakan ibunya dan Fulya Hasret pun memilih pergi. Mehmet kemudian menyuruh Beyza menyiapkan baju di atas karena ia akan pergi dengan Ates. Lalu Mehmet ke atas dan Fulya tampak bersedih hati. Kayaknya sih Mehmet akan mencari Hasret.
Kemudian paginya tampak Ates dan Mehmet turun dari bandara. Mereka membicarakan soal Hasret. Sementara pagi itu di rumah besar saat saat sarapan Fulya nampak masih sedih karena suaminya pergi. Lalu datanglah Efsun ikut gabung. Efsun berdebat dengan Arda bahkan kali ini tak hanya Arda, Muge pun turut menyerang Efsun karena menghina ibunya. Dan setelah itu semua orang meninggalkan Efsun di meja makan itu. Efsun menikmati semua hidangan makan pagi sendirian.
Sementara itu Mehmet dan Ates naik taksi dan sampai ke sebuah tempat. Tempat itu mirip Gilincik dan setengah kumuh. Mehmet bertanya kepada seorang penduduk tentang Hasret namun penduduk tidak tahu.
Kemudian di rumah besar. Nyonya Edibe menelepon seseorang. Sepertinya ia memiliki rencana jahat lagi. Nyonya Edibe juga marah-marah sendiri di dalam kamar. Sedangkan Efsun di ruang tamu membaca majalah kemudian memanggil Beyza. Tak lama kemudian nyonya Edibe turun. Ia kemudian adu mulut dengan Efsun.
Sementara itu Mehmet dan Ates terus berjalan mencari Hasret di kampung halaman Hasret. Sampai di sebuah pasar, Mehmet melihat Hasret dari kejauhan dan Mehmet langsung berlari memangil Hasret. Dalam keramaian Hasret tak mendengar ia terus berjalan masuk ke pasar. Mehmet berlari mengejarnya sampai tidak melihat kiri dan kanan. Mehmet sampai menabrak seorang pedagang hingga dagangannya jatuh berserakan. Mehmet dan Ates minta maaf dan mereka terus mencari Hasret. Akhirnya Mehmet berhasil menggapai tangan Hasret. Dan saat berbalik ternyata Wanita itu bukan Hasret namun orang lain yang dari belakang mirip Hasret.
Tak lama kemudian Ates mendapat telepon dari Rafika yang memberi tahu keberadaan Hasret. Ates pun memberi tahu pada Mehmet dan mereka segera menuju lokasi yang disebutkan Rafika. Saat mereka berjalan dibalik sebuah tembok ternyata ada Salih.
Kemudian di sebuah pinggiran danau, Nyonya Edibe bersama Beyza menunggu seseorang. Dan tak lama kemudian Medic datang bersama para pengawalnya. Mereka membicarakan masa lalu Taifun ayah Ates. Medic membawa sebuah CD yang sepertinya isinya sangat penting. Edibe meminta dengan kasar CD itu. Kemudian Medic memberikan CD itu pada nyonya Edibe dan pergi, Nyonya Edibe sendiri tampak marah pada Medic.
Akhirnya Mehmet menemukan Hasret yang sudah bekerja di sebuah pabrik jahit. Hasret kaget tiba-tiba Mehmet berada di belakangnya. Ia juga melihat Ates yang melambaikan tangan. Mehmet mengajak Hasret untuk kembali ke Istanbul karena semua orang merasa kehilangan Hasret. Ates kemudian juga mendekati Hasret dan memberikan titipan dari Bahar sebuah kalung. Namun Hasret sepertinya belum bisa kembali. Ia menangis sedih dan melanjutkan pekerjaannya. Kemudian Ates dan Mehmet pun pergi.
Sementara itu Efsun pergi ke sebuah tempat fitnes. Ia mau nge-gym untuk relaksasi agar tidak gila seperti Hulya. Di tempat itu Efsun takjub melihat laki-laki yang memiliki body kekar. Kemudian ia diajak oleh seseorang lelaki yang juga berbody kekar. Lelaki itu adalah instruktur tempat itu. Kemudian Efsun diajak ke salah satu alat fitnes. Setelah instruktur menyeting alat itu ia pun meninggalkan Efsun.
Sambil olah raga kemudian Efsun menelepon Ismail. Namun Ismail enggan mengangkat dan malah menolak panggilan Efsun. Kemudian Ismail menelepon Bahar dan mengajak bertemu. Ismail pun langsung beranjak menuju Yayasan untuk menemui Bahar.
Setelah olah raga Efsun pun masuk ke ruagan pijat. Ia diterapi dengan metode batu kali. Tubuh Efsun perlahan diletakkan batu kali berukuran kecil-kecil dan Efsun disuruh relaks. Sambil diterapi Efsun pun menelepon ibunya dan bilang sekarang ia sedang pijat spa. Nuran sendiri sedang bersama Sakine di rumah. Si pelayan terapi yang melayani Efsun malah dimarah-marahi.
Sementara itu Ates dan Mehmet pergi ke sebuah pinggir teluk. Mereka pun bicara sambil istirahat sebentar. Di saat yang sama Salih pergi ke sebuah tempat sepertinya tempat mafia karena ada penjaga yang mondar-mandir memegang senjata. Setelah mengucap salam dan bilang soal Mehmet Emir Attahan maka Salih diijinkan masuk. Kemudian Salih pun bertemu dengan bos mafia itu.
Salih memberikan info mengenai Mehmet Emir Attahan yang kini sedang berada di kota ini. Ia mencari seseorang bernama Hasret yang tak lain adalah kekasihnya dulu yang disingkirkan Yusuf. Salih juga bilang pada bos itu bahwa Yusuf sudah meninggal.
Dan di Yayasan ismail minum teh dan ngobrol berdua bersama Bahar. Sepertinya Ismail mencari info soal Efsun. Ismail masih cemburu karena Efsun ternyata masih mencintai Ates. jadi tadi ia enggan menganggkat telepon dari Efsun. Ismail tahu kalau Efsun masih mencintai Ates yakni saat kecelakaan Ates kemarin. Ismail melihat Efsun di pantai dan menangisi Ates.
Setelah selesai pijat, Efsun pun menemui Onur di Yayasan. Sepertinya Efsun dan Onur akan mendapat ruangan baru namun ruangan itu masih direnovasi. Kemudian Efsun keluar. Dari seberang gedung ia melihat Ismail sedang duduk bersama Bahar. kenapa ya Ismail menemui Bahar padahal tadi ia tidak menjawab teleponku. Lalu Efsun pun mendatangi mereka. Setelah Efsun datang, Bahar meninggalkan mereka karena harus bekerja. Efsun kemudian bicara dengan Ismail membahas tentang Ates. Ismail kemudian meninggalkan Efsun dan Efsun marah-marah sendiri.
Sementara di rumah pondok Ates mau menghajar Salih sampai di luar ia memegang kerah baju Salih. Satpam rumah melihat dan mencoba menghentikan Ates. Ates terus mengancam Salih namun Salih sendiri bukan orang pengecut ia juga bekas preman ia tidak takut pada Ates. Lalu Salih pun pergi dan semua kembali ke dalam sedangkan Ates masih di depan ngobrol dengan satpam.
Saat Salih mau pulang, Mehmet datang dengan mobilnya. Ia melihat Salih dan langsung turun. Tanpa basa basi, Mehmet langsung menghajar Salih. Ates mendengar ada ribut langsung berlari keluar disusul satpam. Ates langsung memegangi Mehmet agar Mehmet tidak lepas kendali. Salih malah tertawa meski ia menahan sakit karena ia berhasil memancing emosi Mehmet. Lalu Salih pun pergi. Dan untuk menenangkan diri Ates pun mengajak Mehmet ke sebuah bar.
Sementara di dalam rumah besar, semua orang bersedih apalagi Muge yang paling kecil. Muge pun masuk ke kamar kemudian nyonya Edibe meminta Arda menemani Muge. Di bawah tinggalah nyonya Edibe dan Fulya. Fulya sendiri menghawatirkan Mehmet dan meneleponnya. Namun Mehmet yang sedang minum di bar bersama Ates tidak menjawab panggilan istrinya. Saat itu Ates dan Mehmet curhat sambil minum. Mehmet menceritakan tentang Hasret sedangkan Ates bercerita soal Bahar. Namun saat mereka saling cerita ternyata Salih juga ada di sana sengaja mendengarkan mereka di sebuah meja yang agak tersembunyi.
Salih tersenyum ia kemudian menelepon anak buahnya dan pergi ke balik tembok. Sebelumnya ia memesan dua minuman keras untuk Ates dan Mehmet. Pelayan memberikan pesanan itu pada Ates dan Mehmet dan bilang dari orang yang duduk di sana. Saat Ates Mehmet melongok ke meja yang disebutkan pelayan mereka tidak melihat siapa-siapa.
Efsun dan Nuran ngobrol di rumah pondok. Mereka malah ketawa-ketawa padahal kondisi orang-orang di sekitar mereka sedang bersedih. Lalu Efsun pamit dan Nuran mengantar sampai ke depan. Di depan mereka masih ketawa dan Efsun masuk ke rumah besar. Di rumah besar Efsun bergabung dengan nyonya Edibe dan Fulya di ruang tengah.
Tak lama kemudian Mehmet pulang dengan wajah merah karena banyak minum. Fulya langsung mendatanginya. Sedang Efsun duduk sambil menyapa halo papa. Mehmet kemudian marah-marah pada ibunya karena tindakan ibunya dan Fulya Hasret pun memilih pergi. Mehmet kemudian menyuruh Beyza menyiapkan baju di atas karena ia akan pergi dengan Ates. Lalu Mehmet ke atas dan Fulya tampak bersedih hati. Kayaknya sih Mehmet akan mencari Hasret.
Efsun & Bahar Episode 110, Rabu, 4 Mei 2016 |
Sementara itu Mehmet dan Ates naik taksi dan sampai ke sebuah tempat. Tempat itu mirip Gilincik dan setengah kumuh. Mehmet bertanya kepada seorang penduduk tentang Hasret namun penduduk tidak tahu.
Kemudian di rumah besar. Nyonya Edibe menelepon seseorang. Sepertinya ia memiliki rencana jahat lagi. Nyonya Edibe juga marah-marah sendiri di dalam kamar. Sedangkan Efsun di ruang tamu membaca majalah kemudian memanggil Beyza. Tak lama kemudian nyonya Edibe turun. Ia kemudian adu mulut dengan Efsun.
Sementara itu Mehmet dan Ates terus berjalan mencari Hasret di kampung halaman Hasret. Sampai di sebuah pasar, Mehmet melihat Hasret dari kejauhan dan Mehmet langsung berlari memangil Hasret. Dalam keramaian Hasret tak mendengar ia terus berjalan masuk ke pasar. Mehmet berlari mengejarnya sampai tidak melihat kiri dan kanan. Mehmet sampai menabrak seorang pedagang hingga dagangannya jatuh berserakan. Mehmet dan Ates minta maaf dan mereka terus mencari Hasret. Akhirnya Mehmet berhasil menggapai tangan Hasret. Dan saat berbalik ternyata Wanita itu bukan Hasret namun orang lain yang dari belakang mirip Hasret.
Tak lama kemudian Ates mendapat telepon dari Rafika yang memberi tahu keberadaan Hasret. Ates pun memberi tahu pada Mehmet dan mereka segera menuju lokasi yang disebutkan Rafika. Saat mereka berjalan dibalik sebuah tembok ternyata ada Salih.
Kemudian di sebuah pinggiran danau, Nyonya Edibe bersama Beyza menunggu seseorang. Dan tak lama kemudian Medic datang bersama para pengawalnya. Mereka membicarakan masa lalu Taifun ayah Ates. Medic membawa sebuah CD yang sepertinya isinya sangat penting. Edibe meminta dengan kasar CD itu. Kemudian Medic memberikan CD itu pada nyonya Edibe dan pergi, Nyonya Edibe sendiri tampak marah pada Medic.
Akhirnya Mehmet menemukan Hasret yang sudah bekerja di sebuah pabrik jahit. Hasret kaget tiba-tiba Mehmet berada di belakangnya. Ia juga melihat Ates yang melambaikan tangan. Mehmet mengajak Hasret untuk kembali ke Istanbul karena semua orang merasa kehilangan Hasret. Ates kemudian juga mendekati Hasret dan memberikan titipan dari Bahar sebuah kalung. Namun Hasret sepertinya belum bisa kembali. Ia menangis sedih dan melanjutkan pekerjaannya. Kemudian Ates dan Mehmet pun pergi.
Sementara itu Efsun pergi ke sebuah tempat fitnes. Ia mau nge-gym untuk relaksasi agar tidak gila seperti Hulya. Di tempat itu Efsun takjub melihat laki-laki yang memiliki body kekar. Kemudian ia diajak oleh seseorang lelaki yang juga berbody kekar. Lelaki itu adalah instruktur tempat itu. Kemudian Efsun diajak ke salah satu alat fitnes. Setelah instruktur menyeting alat itu ia pun meninggalkan Efsun.
Sambil olah raga kemudian Efsun menelepon Ismail. Namun Ismail enggan mengangkat dan malah menolak panggilan Efsun. Kemudian Ismail menelepon Bahar dan mengajak bertemu. Ismail pun langsung beranjak menuju Yayasan untuk menemui Bahar.
Setelah olah raga Efsun pun masuk ke ruagan pijat. Ia diterapi dengan metode batu kali. Tubuh Efsun perlahan diletakkan batu kali berukuran kecil-kecil dan Efsun disuruh relaks. Sambil diterapi Efsun pun menelepon ibunya dan bilang sekarang ia sedang pijat spa. Nuran sendiri sedang bersama Sakine di rumah. Si pelayan terapi yang melayani Efsun malah dimarah-marahi.
Sementara itu Ates dan Mehmet pergi ke sebuah pinggir teluk. Mereka pun bicara sambil istirahat sebentar. Di saat yang sama Salih pergi ke sebuah tempat sepertinya tempat mafia karena ada penjaga yang mondar-mandir memegang senjata. Setelah mengucap salam dan bilang soal Mehmet Emir Attahan maka Salih diijinkan masuk. Kemudian Salih pun bertemu dengan bos mafia itu.
Salih memberikan info mengenai Mehmet Emir Attahan yang kini sedang berada di kota ini. Ia mencari seseorang bernama Hasret yang tak lain adalah kekasihnya dulu yang disingkirkan Yusuf. Salih juga bilang pada bos itu bahwa Yusuf sudah meninggal.
Dan di Yayasan ismail minum teh dan ngobrol berdua bersama Bahar. Sepertinya Ismail mencari info soal Efsun. Ismail masih cemburu karena Efsun ternyata masih mencintai Ates. jadi tadi ia enggan menganggkat telepon dari Efsun. Ismail tahu kalau Efsun masih mencintai Ates yakni saat kecelakaan Ates kemarin. Ismail melihat Efsun di pantai dan menangisi Ates.
Setelah selesai pijat, Efsun pun menemui Onur di Yayasan. Sepertinya Efsun dan Onur akan mendapat ruangan baru namun ruangan itu masih direnovasi. Kemudian Efsun keluar. Dari seberang gedung ia melihat Ismail sedang duduk bersama Bahar. kenapa ya Ismail menemui Bahar padahal tadi ia tidak menjawab teleponku. Lalu Efsun pun mendatangi mereka. Setelah Efsun datang, Bahar meninggalkan mereka karena harus bekerja. Efsun kemudian bicara dengan Ismail membahas tentang Ates. Ismail kemudian meninggalkan Efsun dan Efsun marah-marah sendiri.
Selanjutnya : Efsun & Bahar Episode 111, Kamis, 5 Mei 2016
loading...
Efsun & Bahar Episode 110, Rabu, 4 Mei 2016 | ⚡ Share & like anda akan berharga untuk masa depan Juragan Synopsis, So, tunggu apa lagi? segera beritahu teman dan kerabat anda tentang Efsun & Bahar Episode 110, Rabu, 4 Mei 2016