Nonya Edibe Dipenjara atas Laporan Ates
Efsun & Bahar Episode 111, Kamis, 5 Mei 2016 - Malam itu karena Hulya gila dan Mehmet keluar kota mencari Hasret kini Efsun pun sewenang-wenang. dia menyuruh Beyza melayani mereka. Ia mengundang ayah ibu dan Sakine untuk makan malam bersama. Saat itu Arda dan Muge juga mau makan ia pun langsung marah-marah. Sakine menjadi sasaran utama mereka. Kini Sakine tidak tinggal diam ia kemudian angkat bicara bahwa sebenarnya bukan hanya Muge dan Arda saja yang terluka namun aku juga terluka karena aku kehilangan keponakanku tersayang. Sakine menjelaskan bahwa aku bukanlah orang matre aku tak butuh ini. Umur keponakanku seumuran kamu Muge ia tidak tahu apa-apa soal cinta. Aku adalah wanita yang punya etika. Lalu Sakine memilih pergi. Namun Muge tiba-tiba menjadi iba juga Arda dan mengijinkan Sakine makan bersama.Bahar di Gilincik mendapat telepon dari Ates. Ates mengabarkan kalau ia sudah bertemu dengan Hasret namun Hasret tidak mau kembali. Namun ia dan Mehmet akan membujuknya kembali. Ates menanyakan kabar Bahar dan Bahar bilang ia baik baik saja. Kemudian Bahar pun menuju rumah besar.
Di rumah besar makan malam sedang berlangsung. Beyza yang dari tadi disuruh-suruh lalu membukakan pintu saat Bahar datang. Lalu Bahar datang ke ruang makan. Bahar tampak tidak suka dengan tindakan Efsun. Saat itu mau mengajak Efsun bicara empat mata. Mereka pun kemudian berdebat soal Ismail. Pertengkaran kakak adik ini membuat Nuran mendatangi mereka. Namun dari pada semakin ribut Bahar memilih pergi.
Saat makan pertengkaran terjadi nyonya Edibe berada di kamarnya. Ia akan menutar CD pemberian Medic. Saat itu Medic juga meneleponya. Akhirnya nyonya Edibe pun memutar CD itu via laptop. Ternyata isinya video dari almarhum Taifun ayah Ates. Yakni semacam sebuah wasiat pada Ates jika nanti terjadi apa-apa padanya. Taifun menjelaskan betapa berbahaya keluarga Attahan terutama Yusuf dan istrinya. Nyonya Edibe kaget tak menyangka dan kemudian mematikan laptopnya.
Di saat yang sama, Ates bermimpi tentang seuatu yang sedang dilihat oleh nyonya Edibe tadi. Ates pun terbangun dan memanggil ayahnya. Dan di saat yang sama pula di kamar Mehmet pintu diketuk. Mehmet mengira itu adalah Ates. Ia pun tak ragu langsung membukanya. Namun ternyata adalah gerombolan mafia yang bermusuhan dengan Mehmet sejak dulu. Mehmet langsung ditodong pistol dan dibawa. Saat itu Ates dari kamar mendengar ribut-ribut ia pun keluar namun karena kalah jumlah dan senjata Ates pun tidak bisa berbuat banyak. Ates pun ikut dibawa mereka.
Ates dan Mehmet kemudian dibawa ke hadapan bos mafia. Dengan todongan pistol, bos mafia itu bicara dengan gaya jagoannya di hadapan Mehmet. Ates berusaha melawan dan melindungi Mehmet namun percuma saja. Kemudian datanglah Hasret ia juga langsung ditodong pistol. Hasret marah-marah dan meminta pada ayahnya yang tak lain bos mafia tersebut agar melepaskan Mehmet karena Mehmet tidak bersalah. Ayah Hasret dendam kepada Mehmet dan keluarga Attahan karena mereka sudah melukai anaknya dan mencampakkanya. Atas bujukan Hasret ayahnya pun tunduk kemudian Hasret berhasil membawa keluar Ates dan Mehmet dari tempat itu.
Sementara itu Bahar duduk sendirian mengenang kebersamaannya dengan Ates. Bahar mengelus-elus cincin pertunanggannya dan melihat foto-foto bersama Ates di hpnya.
Ates juga mengingat Bahar di luar kota. Ia duduk di meja yang berbeda dengan Mehmet. Mehmet sendiri berbicara dengan Hasret yang penuh dengan emosi. Hasret menangis kemudian Mehmet memeluknya. Hasret dan Mehmet pun saling berpegangan tangan. Setelah itu Hasret pergi meninggalkan Mehmet.
Di RS, Hulya termenung sendiri karena dia sudah gila. Kemudian datanglah Efsun yang menjenguk. Namun Hulya yang gila malah dengan halus mengajak Efsun duduk di sampingnya. Kemudian Efsun diajak bercerita dan memandang dinding. Efsun pun meladeni Hulya dengan gaya mengejek dan Hulya tak sadar kalau diejek, ia hanya cengar cengir saja hingga kemudian Efsun pergi.
Ates dan Mehmet akhirnya kembali ke Istanbul. Mereka tidak berhasil membujuk Hasret. Meski begitu Mehmet sangat berterima kasih kepada Ates karena sudah menemaninya. Lalu Ates pun menemui Bahar. Ia sangat kangen pada Bahar begitu juga Bahar yang langsung memeluk setelah membuka pintu. Namun baru aja sedetik mencurahkan kangen, Ates harus pergi lagi karena ada telepon penting. Setelah mencium Bahar Ates pun pamit. Di saat yang sama Efsun yang dari RSJ datang, namun Ates tak menggubrisnya ia langsung pergi. Bahar malas bicara dengan Efsun dan ia pun masuk. Efsun sendiri kemudian berbincang dengan ibunya di luar.
Mehmet masuk ke rumah ia duduk termenung di ruang tamu hingga Fulya datang menemuinya. Mehmet terdiam karena kehilangan Hasret. Fulya pun kembali sakit hati karena Mehmet hanya memikirkan Hasret bukan dirinya padahal istrinya adalah dirinya bukan Hasret. Padahal Fulya berharap dengan perginya Hasret Mehmet akan kembali padanya namun ternyata tidak. Fulya sendiri pun akhirnya menangis dan pergi keluar.
Tak lama kemudian nyonya Edibe menemui Mehmet. Ia bilang jangan percaya pada Ates karena ia berbahaya. Ia memendam dendam pada kita keluarga Attahan. Namun Mehmet hanya diam saja. Nyonya Edibe pun memberikan CD pemberian Medic. Setelah Mehmet melihatnya di laptop ia langsung emosi pada ibunya.
Ates sampai di Yayasan. Ia berbicara dengan Medic. Medic pun memberi CD tentang wasiat dari Taifun yang tak lain adalah ayah Ates. Kemudian Ates menyetel CD itu di laptop. Matanya terbelalak melihat ayahnya yang mengatakan tentang ancaman pada dirinya. Prediksi ayahnya benar karena setelah itu ia dibantai oleh orang suruhan Yusuf. Ates emosi dan mengepalkan tangannya ia pun berniat akan mengusut lagi masalah ini.
Sementara di rumah Mehmet masih marah pada ibunya. Ia tidak menyangka ibu dan ayahnya bertindah sejahat ini hanya demi materi. Meski ibunya sendiri sudah bilang ia menyesal namun tetap sia-sia. Karena yang lalu sudah terjadi dan tak mungkin bisa dikembalikan. Ayah Ates sudah tiada karena ibunya kini Ates pasti akan membalaskan dendam keluarganya. Yang membuat emosi Mehmet adalah karena hal ini sekarang menjadi tanggung jawabnya.
Ates ke kantor polisi menemui Ismail. Ia melaporkan kejahatan Edibe Attahan dengan membawa bukti baru itu. Ates pun menyerahkan CD yang tadi kepada Ismail. Saat itu Ates langsung meluncur ke rumah Mehmet.
Sementara di rumah Mehmet segera memanggil Arda dan Beyza untuk mengemasi barang nyonya Edibe. Mehmet akan mengungsikan ibunya karena ia bakal ditangkap. Meski Mehmet sangat marah pada ibunya namun bagaimanapun nyonya Edibe adalah ibunya ia harus melindunginya. Dan semuanya siap. Mehmet segera masuk bersama Arda dan nyonya Edibe. Sayangnya mobil Mehmet belum sempat keluar Ates sudah keburu sampai dan menghalangi laju mobil Mehmet.
Ates pun segera turun dari mobil ia berhadap-hadapan dengan Mehmet. Mehmet bilang pada Ates agar mengampuni ibunya namun Ates sudah terlanjur marah. Tak lama kemudian Ismail dan beberapa polisi pun sampai. Mehmet dan nyonya Edibe tidak bisa berbuat banyak ia hanya bisa pasrah. Karena ramai-ramai itu semua orang juga keluar termasuk Bahar.
Di mobil, nyonya Edibe ketakutan karena ia akan ditangkap. Ia terus memanggil Mehmet namun Mehmet tak bisa bertindak apa-apa saat polisi membawa nyonya Edibe. Nyonya Edibe berontak sampai ia terjatuh namun ia tetap saja dibawa polisi. Dan karena kejadian ini Mehmet pun menjadi dendam dan mengacungkan jari ke Ates. Lalu Mehmet dan Arda masuk mobil dan mengikuti mobil polisi.
Bahar sangat kecewa dengan Ates karena Ates bertindak tanpa perikemanusiaan. Nyonya Edibe sedang sakit namun Ates tetap melaporkan dan hanya mementingkan egonya. Bahar marah-marah dengan Ates karena setelah Ates meluapkan dendamnya itu berarti Ates sama saja dengan mereka. Namun Ates tidak menggubris Bahar ia kemudian pergi mengikuti mobil polisi.
Saat itu juga nyonya Edibe langsung diadili. Arda, Muge dan Mehmet menghadiri sidang begitu juga Ates. Beberaoa polisi termasuk Ismail juga hadir. Pada akhirnya pengadilan memutuskan bahwa nyonya Edibe Attahan dinyatakan bersalah. Saat Edibe akan dibawa ke sel banyak wartawan yang menunggu di luar untuk mencari berita tentang penangkapan tetua keluarga Attahan.
Bahar di kamar ditelepon oleh Ates. Ia malas menjawab telepon Ates dan menolaknya. Kemudian masuklah Efsun ke kamar Bahar. Mereka bertengkar dan Nuran segera masuk melerai dua anaknya. Efsun pun kemudian minggat.
Sementara itu akhirnya nyonya Edibe dibawa ke lapas. Muge menangis histeris karena neneknya mau dimasukkan ke sel. Mehmet pun hanya bisa menghibur keponakannya itu. Kemudian Arda yang juga emosi langsung mendatangi Ates dan mau memukulnya. Mehmet melihat hal itu langsung melerai mereka dan menahan Arda agar tenang. Kemudian Mehmet pun bicara dengan Ates. Ia kecewa dengan Ates karena Ates hanya memikirkan dendam.
Malamnya karena nyonya Edibe sudah masuk penjara, Efsun semakin sok berkuasa di rumah besar. Ia mengajak ibunya masuk ke rumah dan ngobrol di ruang tamu. Arda pun marah melihat kelakuan Efsun. Namun kayaknya Arda kalah debat dengan Efsun dan Nuran. Mereka kemudian menikmati teh di ruang tamu.
Malamnya Ates ke rumah pondok menemui Bahar. Bahar membukakan pintu. Ia kecewa dengan Ates dan sempat bertengkar. Namun pada akhirnya Bahar mau pergi diajak Ates karena Ates mau memberi penjelasan kenapa ia melaporkan nyonya Edibe. Bahar pun pamit dengan Bucela dan Ilyas.
Malam itu saat Nuran dan Efsun minum teh di ruang tamu datanglah Fulya yang seharian pergi untuk menghilangkan stressnya karena Mehmet. Nuran sendiri merasa tidak enak pada Fulya, karena Fulya tidak pernah memusuhi mereka. Namun Efsun bilang tidak apa-apa bu tenang aja. Setelah itu Efsun bilang ke Fulya kalau Edibe dipenjara karena laporan dari Ates. Fulya kaget dan tidak menyangka. Ia pun mengambil telepon dari jaketnya dan masuk kamar.
Fulya menelepon Mehmet. Mehmet enggan mengangkat. Mehmet malah menelepon Hasret yang malam itu belum tidur. Mehmet bilang bahwa ibunya baru saja dimasukkan ke sel karena ada laporan dari Ates. Ia didakwa melakukan pembunuhan berencana Taifun. Setelah Hasret menutup telepon Mehmet yang saat itu juga mabuk dan melemparkan berkas yang ada di mejanya. Sekretarisnya datang dan bilang kau tidak apa-apa tuan. Mehmet pun melambaikan tangan dan ia langsung pergi.
Selanjutnya : Efsun & Bahar Episode 112, Jumat, 6 Mei 2016
loading...
Efsun & Bahar Episode 111, Kamis, 5 Mei 2016 | ⚡ Share & like anda akan berharga untuk masa depan Juragan Synopsis, So, tunggu apa lagi? segera beritahu teman dan kerabat anda tentang Efsun & Bahar Episode 111, Kamis, 5 Mei 2016